KABARIKA.ID, MAKASSAR — Ketua dan anggota Tim Sahabat Andalan bersilaturahmi dengan Prof. Yusran Jusuf, Tenaga Ahli Kementerian Pertanian RI, Jumat (23/08/2024 di Cafe Qudeta, Tamalanrea, Makassar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pertemuan tersebut juga dihadiri Tim Sahabat Andalan Andi Alim, Muhammad Yusuf Ali, dan Yusri Gazali.

Dalam pertemuan itu, Sahabat Andalan  mendiskusikan terkait pertanian. Rusmin Nur menyampaikan data dan isu terkait pertanian di Sulsel yang terekap dalam aplikasi Sahabat Andalan. Sebanyak 55% data yang masuk dari  24 kabupaten/kota di tingkat desa mengangkat isu terkait pertanian.

“Banyak kemudian isu yang berkembang terkait pertanian, dimana petani masih membutuhkan dukungan dari pemerintah, baik dari infrastruktur, mekanisasi, dan perbenihan. Diharapkan komunikasi ini dapat membuka jalan untuk para petani,” ungkap Rusmin Nur, yang juga merupakan inisiator Gerakan Pemuda Tani (Gempita) Indonesia.

“Sebagai relawan, kami tidak hanya bekerja untuk kepentingan pencoblosan saja, tapi kami juga memikirkan untuk memberi masyarakat Sulsel program yang sustainable ke depannya bersama bapak Andi Sudirman Sulaiman,” lanjut Rusmin.

Pada kesempatan tersebut, Prof Yusran mengatakan, salah satu prioritas utama Kementan saat ini memang adalah menyiapkan kebutuhan lahan dan petani untuk peningkatan produksi.

Ia menambahkan, dengan adanya diskusi ini melalui relawan pastinya akan semakin menguatkan untuk menggenjot pertanian di Sulsel.

Fokus Kementan saat ini, lanjut Prof.Yusran, adalah bersinergi dengan seluruh pihak, khususnya petani, Poktan, pemerintah daerah, dan TNI/Polri untuk memastikan ketersedian pangan rakyat melalui Program Penambahan Areal Tanam (PAT).

“Program PAT ini terdiri atas kegiatan optimalisasi lahan rawa, pompanisasi, dan penanaman padi gogo. Melalui Program PAT ini akan meningkatkan produksi nasional karena adanya areal penanaman baru dan peningkatan indeks pertanaman dari IP 0 menjadi 1 atau dari IP1 menjadi 2 sampai 3 bahkan sampai IP 4,” ujar Prof. Yusran.

Ia juga menegaskan bahwa Kementan sangat membutuhkan dukungan dan peran aktif dari seluruh komponen masyarakat, untuk memastikan Indonesia kembali surplus beras, dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. (min)