KABARIKA.ID, MAKASSAR — Geopark kini menjadi perhatian khusus bagi akademisi sebagai objek kajian riset ilmiah, terutama setelah Unesco menetapkan geopark Maros-Pangkep sebagai Unesco Global Geopark, pada 23 Mei 2023 melalui sidang Dewan Eksekutif ke-216 Unesco di Paris.
Untuk menjadikan Maros-Pangkep Unesco Global Geopark sebagai objek kajian ilmiah secara berkesinambungan, Universitas Hasanuddin (Unhas) mendeklarasikan lahirnya pusat kajian riset bernama Pusat Kajian Riset Geopark Indonesia.
“Inisiasi pembentukan pusat kajian riset geopark ini merupakan gagasan pendirian pusat riset yang baru pertama kalinya di Indonesia,” kata Wakil Rektor Bidang IV Unhas Prof. Dr. Adi Maulana, ST., M.Phil., dalam sambutannya saat membuka Seminar Nasional Geopark di Hotel Unhas, Sabtu (24/08/2024).
Seminar geopark ini merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-68 Unhas. Setelah pembukaan dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Unhas dengan pengelola Geopark Maros-Pangkep.
Seminar mengangkat tema, “Optimalisasi Geopark dalam Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan: Geoedukasi, Geokonservasi, Geoheritage, dan Pengembangan Ekonomi Lokal”.
Prof. Adi Maulana yang hadir mewakili Rektor Unhas, dalam sambutannya mengemukakan urgensi seminar nasional geopark ini, kaitannya dengan pelestarian keanekaragaman hayati dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan kawasan Geopark Maros-Pangkep secara berkelanjutan.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan dan Bisnis dalam pemaparan materinya menjelaskan bahwa struktur geologis batuan pembentuk geopark yang ada di Sulawesi Selatan yang beragam.
“Struktur batuan yang berbeda-beda ini kemudian membentuk geosite yang beraneka ragam dengan keunikannya masing-masing yang potensial untuk pengembangan pariwisata,” ujar Prof. Adi.
Ketua IKATEK Unhas Ir. A. Sapri Pamulu, Ph.D juga tampil sebagai narasumber dalam seminar nasional geopark ini.
Ia menyajikan materi berjudul “Geoheritage, Aspairing Geopark Walanae”. Sedangkan Dr. Hendra Pachri, M.Eng memaparkan materi bertajuk, “Peran serta informasi geologi dalam pengembangan kawasan geopark di Sulawesi Selatan”.
Pembicara lainnya adalah Dr. Yadi Mulyadi yang memaparkan materi dengan topik, “Warisan budaya dan arkeologi dalam konteks geopark”. Aries Kusworo, ST., MT. menyajikan paparan dengan topik, “Membangun geopark nasional”.
Materi bertajuk “Peran industri pertambangan dalam pengembangan dan perkembangan Geopark Matano,” disajikan oleh Sudarmin, ST.
Panelis terakhir adalah GM Geopark Maros-Pangkep, Dedy Irfan Bachry, ST. Dalam penyajiannya, Dedy memaparkan materi berjudul, “Maros-Pangkep Unesco global geopark, kolaborasi pentahelix dalam pengelolaan kawasan yang mengedepankan edukasi konservasi dan pemberdayaan masyarakat”.
Acara ini diakhiri dengan pembacaan Deklarasi Pusat Kajian Riset Geopark Indonesia oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Prof. Dr. Akin Duli, MA. (*/mr)