Site icon KABARIKA

Mpox Kian Mengkhawatirkan, Namun Para Ahli Menyebut Mpox Tidak Seperti Covid-19

KABARIKA.ID, MAKASSAR — Penyakit cacar monyet atau Mpox terus menyebar ke beberapa negara di luar Afrika, termasuk ke Indonesia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikan mpox sebagai darurat kesehatan global, pada Rabu (14/08/2024) yang lalu.

Virus ini awalnya menyerang Republik Demokratik Kongo (DRC), tetapi kemudian menyebar ke negara lain, seperti Swedia dan Thailand.

Para ahli mengatakan, wabah Mpox merupakan situasi yang berbeda dari Covid-19. Meskipun demikian, wabah Mpox juga perlu diwaspadai karena virus ini menular.

Pada 2022 virus Mpox dinyatakan sebagai darurat kesehatan global, namun pakar kesehatan mengatakan situasi ini sangat berbeda dari pandemi Covid-19.

Ratusan orang berunjuk rasa menyerukan tindakan lebih banyak pemerintah AS untuk memerangi penyebaran cacar monyet di Foley Square, New York City, pada 21 Juli 2022. Saat itu sebanyak 267 orang warga New York dinyatakan positif mengidap cacar monyet. (Foto: usatoday)

“Orang-orang di Eropa tidak perlu panik dengan situasi seperti Covid-19 yang tiba-tiba terjadi lagi karena Mpox,” kata Dr. Marc-Alain Widdowson, pemimpin WHO Eropa untuk patogen ancaman tinggi, sebagaimana dilansir Euronews.

Covid-19 merupakan virus yang menyerang pernapasan, sementara mpox tidak mudah menular.

“Anda memerlukan kontak yang cukup lama untuk bisa tertular atau kontak intens,” tambah Widdowson.

Dr. Shema Tariq, peneliti utama di University College London mengatakan, Covid-19 lebih mudah menyebar lewat udara, sementara Mpox memerlukan kontak antarmanusia.

Wabah yang terjadi saat ini, menurut Tariq, memberikan pelajaran yang sangat penting tentang kesetaraan vaksin global. Darurat Mpox membuktikan bahwa infeksi tidak memiliki batas.

“Kita hidup di dunia yang saling terhubung. Kita tidak bisa berpuas diri dan menahan infeksi di tempat asalnya. Kita harus mendukung rekan-rekan di wilayah yang paling terdampak untuk dapat mengelola wabah ini, bukan hanya untuk populasi mereka, tetapi juga untuk populasi kita,” papar Tariq.

Varian Berbahaya

Meskipun gejala Mpox umumnya ringan, penyakit ini tetap memiliki potensi untuk menyebabkan kematian.

Mpox adalah penyakit yang ditandai dengan munculnya lesi berisi nanah dan gejala mirip flu. Penyakit ini menular melalui kontak fisik yang dekat, termasuk kontak seksual, tetapi tidak seperti Covid-19, Mpox tidak terbukti menyebar dengan mudah melalui udara.

Salah satu varian Mpox yang menjadi perhatian global adalah Clade 1b, yang tampaknya lebih mudah menyebar melalui kontak dekat.

Kasus varian ini beberapa waktu lalu dikonfirmasi di Swedia dan dikaitkan dengan peningkatan wabah di Afrika.

Direktur Regional WHO untuk Eropa, Dr. Hans Henri P. Kluge. (Foto: who.int)

Dr. Hans Henri P. Kluge, Direktur Regional WHO untuk Eropa, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa fokus pada strain Clade 1 baru ini, juga akan membantu dalam mengatasi varian Clade 2 yang lebih ringan, yang telah menyebar secara global sejak 2022.

Kluge menekankan bahwa peningkatan respons Eropa terhadap wabah ini dapat dilakukan melalui saran dan pengawasan kesehatan yang lebih baik.

Saat ini, sekitar 100 kasus baru strain Mpox Clade 2 dilaporkan setiap bulan di Eropa.

WHO terus memantau perkembangan situasi dan berupaya mengoordinasikan upaya global untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini dan melindungi masyarakat.

Wabah Mpox ini mengingatkan kita semua akan pentingnya kesiapan dan respons cepat dalam menghadapi ancaman kesehatan global.

Dengan pengetahuan dan pengalaman yang ada, para ahli yakin bahwa dunia dapat mengatasi wabah ini dengan lebih baik dan efektif dibandingkan dengan pandemi sebelumnya. (rus)

Exit mobile version