KABARIKA.ID, JAKARTA — Kasus cacar monyet atau Mpox terus bertambah di Indonesia dan tersebar di berbagai provinsi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Satu pasien suspek Mpox berasal dari Sulawesi Selatan dan menjalani pemeriksaan dan pemantauan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Plt Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, lima pasien suspek Mpox yang ditemukan di Indonesia, berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, NTB, dan Sulawesi Selatan.

“Ini masih kita tunggu hasil pemeriksaannya, tapi sampai saat ini kita belum menemukan Varian 1b,” ujar Siti Nadia di Jakarta, Rabu (28/08/2024).

Plt Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi. (Foto: Ist.)

Walau demikian, Siti Nadia menegaskan bahwa Kemenkes tetap mengantisipasi masuknya Mpox varian 1b ke Indonesia, yang sangat mungkin terjadi.

Nadia menambahkan, lima pasien suspek baru yang ditemukan itu, tidak termasuk dalam 88 kasus Mpox terkonfirmasi yang telah ditemukan sebelumnya.

“Ini karena ada mobilitas pergerakan. Selain itu, virus itu bermutasi dengan sendirinya,” ungkap Siti Nadia.

Mengutip pernyataan dari WHO, Siti Nadia menyebutkan bahwa belum ada informasi penularan Mpox melalui droplet.

”Kalau droplet, sampai saat ini dikatakan WHO belum ada bukti yang cukup kuat,” ujar Siti Nadia.

Selama ini penularan Mpox terjadi karena kontak langsung. Kalau kemungkinan terjadinya wabah atau peningkatan kasus, mungkin sifatnya lokal.

“Memang Mpox ini tidak seperti Covid-19 yang mudah sekali menular. Covid-19 itu penularannya melalui udara. Sementara Mpox penularannya melalui kontak langsung. Artinya, sentuhan antara kulit dengan kulit,” papar Siti Nadia.

Ia menambahkan, penularan penyakit Mpox ini terjadi saat berhubungan dekat atau pada saat melakukan hubungan seksual. ”Berhubungan langsung mukosa dengan mukosa di saat orang berciuman,” tandas Siti Nadia.

Berdasarkan data Kemenkes hingga Agustus 2024, Indonesia telah melaporkan 88 kasus konfirmasi Mpox sejak 2023.

“Kalau kita lihat 97 persen itu adalah laki-laki, sementara yang perempuan hanya dua orang. Itu pun tertular dari suaminya,” kata Siti Nadia.

Ia menyebutkan, kurang lebih 53 kasus Mpox ini berasal dari kelompok berperilaku seks berisiko. Seperti, seks menyimpang lelaki dengan lelaki.

Sedangkan 62 persennya karena memiliki gangguan imunitas tubuhnya.

“Jadi, memang kalau kita lihat gambaran seperti ini masih ada pada kelompok populasi tertentu karena perilaku seks yang berisiko,” tegas Siti Nadia.

Data Situasi Penyakit Infeksi Emerging Kemenkes periode 28 Juli hingga 3 Agustus 2024 menunjukkan, kasus Mpox pertama kali dilaporkan di Indonesia pada 20 Agustus 2022, dengan satu kasus konfirmasi. (rus)