KABARIKA.ID, MAKASSAR — Penyakit cacar monyet atau Mpox kini telah menyebar ke sejumlah wilayah di luar Afrika, seperti Eropa, Kanada, Asia Tenggara. Selain melalui kontak fisi, penularan penyakit ini juga dapat melalui droplet.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, droplet merupakan jalur penularan minor untuk virus Mpox, selain fisik.
Hal ini membuktikan bahwa penelitian mengenai sebaran virus Mpox harus ditambah, menurut keterangan WHO yang dikutip pada Selasa (27/08/2024).
“Ketika Anda berbicara dengan seseorang, Anda mengeluarkan droplet, tetapi ini bukanlah bentuk penularan yang sangat besar. Ini bukan penularan jarak jauh melalui udara,” kata juru bicara WHO, Margaret Harris.
WHO merekomendasikan penggunaan masker wajah bagi mereka yang terinfeksi Mpox, kontak dekat mereka dan petugas kesehatan yang merawat mereka.
“Diperlukan lebih banyak penelitian untuk sepenuhnya memahami dinamika penularan,” tambah Harris.
Sebelumnya, pada 14 Agustus lalu WHO mendeklarasikan wabah Mpox sebagai keadaan darurat internasional.
Deklarasi ini dikeluarkan karena kekhawatiran terhadap lonjakan kasus strain Clade 1b di Republik Demokratik Kongo dan menyebar ke negara-negara sekitarnya.
Clade 1 Mpox diketahui lebih virulen daripada Clade 2 Mpox dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.
Harris mengatakan bahwa pihak WHO belum memiliki data yang membuktikan apakah Clade 1b lebih berbahaya dari Clade 1a.
“Studi sedang dilakukan untuk memahami sifat dari strain baru ini. Tetapi data epidemiologis yang tersedia tidak benar-benar menunjukkan bahwa varian clade 1b menyebabkan kasus yang lebih parah dan kematian,” ujar Harris.
Mengutip laman WHO, Mpox menyebar antarmanusia terutama melalui kontak fisik dekat dengan seseorang yang memiliki virus tersebut.
“Kontak dekat mencakup kulit-ke-kulit dan mulut-ke-mulut, atau kontak mulut-ke-kulit.
Ini juga bisa termasuk berada berhadapan dengan seseorang yang terinfeksi Mpox. Seperti berbicara atau bernapas dekat satu sama lain, yang dapat menghasilkan partikel pernapasan yang menular,” papar Harris.
Kongo sebagai Sumber Penularan
Setelah WHO menyatakan darurat kesehatan masyarakat akibat penyebaran kasus Mpox yang cepat, semua mata tertuju pada Republik Demokratik Kongo.
Negara yang terletak di Afrika Barat itu menyumbang hampir semua kasus Mpox yang tercatat pada tahun ini, dengan lebih dari 450 kematian.
Di pusat-pusat perawatan kesehatan di bagian timur negara itu, ternyata anak-anak menjadi yang paling terdampak penyakit menular yang mematikan itu.
Dokter Pierre-Olivier Ngadjole yang bekerja untuk badan amal Medair, mengatakan bahwa sekitar 75% kasus yang ditangani petugas medis di wilayah utu terjadi pada anak-anak berusia 10 tahun.
Kelompok usia muda tampaknya sangat terdampak wabah cacar monyet karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang.
Salah satu cara penyebaran cacar monyet adalah melalui kontak yang sangat dekat, dan anak-anak selalu bermain bersama. (rus)