KABARIKA.ID, PALEMBANG– PT Pupuk Indonesia (Persero) kembali menegaskan komitmennya untuk menjawab tantangan masa depan melalui berbagai inovasi.
Fokus utama Pupuk Indonesia adalah mengutamakan inovasi yang bermuara pada pertumbuhan dan keberlanjutan industri.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menyatakan, inovasi di industri pupuk sangat penting mengingat peran strategis Pupuk Indonesia dalam mendukung ketahanan pangan nasional, terutama di tengah dinamika ekonomi dan geopolitik global serta perubahan iklim yang berdampak pada rantai pasok pangan global.
“Ini adalah konvensi inovasi yang diselenggarakan Pupuk Indonesia Group. Inovasi-inovasi diseleksi mulai dari level anak perusahaan, kemudian dihimpun dan dikompetisikan kembali di level holding. Proses agregasi dan kompetisi ini dirancang untuk memfasilitasi transfer pengetahuan antar anak perusahaan, sehingga penemuan-penemuan di satu anak perusahaan dapat diaplikasikan di tempat lain dalam ekosistem Pupuk Indonesia Group,” jelas Rahmad dalam acara Pupuk Indonesia Quality & Innovation (PIQI) 2024 di Palembang, Rabu (4/9/2024).
Berbagai inovasi yang dilakukan Pupuk Indonesia terbukti berhasil meningkatkan kinerja operasional dan memperoleh pengakuan di tingkat nasional maupun global.
Pada tahun 2024, Pupuk Indonesia masuk dalam jajaran 100 perusahaan terbaik di Indonesia versi majalah Fortune Indonesia dan masuk dalam jajaran 500 perusahaan terbaik di ASEAN versi majalah Fortune.
Untuk menjaga kinerja positif tersebut, Pupuk Indonesia akan terus menggenjot budaya inovasi melalui penyelenggaraan konvensi inovasi tahunan seperti PIQI 2024.
Para finalis PIQI 2024 telah menunjukkan kemampuannya dalam menjawab kebutuhan dan tantangan bisnis Pupuk Indonesia, antara lain meningkatkan keandalan operasional, menekan biaya produksi, meningkatkan daya saing produk, serta meningkatkan efektivitas organisasi.
Salah satu contohnya adalah inovasi Pupuk Sriwidjaja Palembang yang memodifikasi unit tenaga hidrolik untuk mempercepat perbaikan aktuator hidrolik—komponen vital untuk mengendalikan berbagai peralatan dan mesin di pabrik pupuk Urea.
Sebelumnya, proses perbaikan memakan waktu 336 jam dan dialihdayakan. Kini, perbaikan dapat dilakukan di pabrik hanya dalam waktu 16 jam, sehingga meningkatkan keandalan operasional, efisiensi, dan optimalisasi produksi.
Begitu pula inovasi Pupuk Kaltim dalam mengoptimalkan rasio batubara pada boiler yang mendorong efisiensi energi sehingga berdampak positif terhadap anggaran perusahaan.
Inovasi lainnya adalah produk pupuk Phosgreen dari Petrokimia Gresik. Pupuk berbasis fosfat ini memiliki rasio bahan baku yang dimodifikasi, sehingga menawarkan harga yang lebih kompetitif tanpa mengurangi kualitas, sehingga meningkatkan keterjangkauan pupuk non-subsidi bagi petani.
Pupuk Indonesia juga berhasil mengembangkan aplikasi digital terpadu di tingkat kios (i-Pubers) untuk mengurangi nilai koreksi dan mempercepat proses penagihan pupuk bersubsidi. Aplikasi tersebut saat ini telah digunakan oleh lebih dari 27.000 kios, sehingga memudahkan petani dalam mengakses pupuk bersubsidi.
Tahun ini, PIQI 2024 mengusung tema “Pertumbuhan Hijau” yang berfokus pada inovasi yang mendorong pertumbuhan bisnis dan keberlanjutan lingkungan. Sebanyak 4.684 inovasi dari 6.531 karyawan Pupuk Indonesia dan anak perusahaannya diajukan, yang dikategorikan ke dalam kategori Pertumbuhan, Digital, dan Keberlanjutan.
Kategori-kategori tersebut ditentukan berdasarkan potensinya dalam mendukung operasi bisnis dan memberikan manfaat sosial.
“Dalam kurun waktu tiga tahun pelaksanaan, kontribusi inovasi tersebut telah mencapai Rp1,8 triliun. Angka yang signifikan ini menunjukkan bahwa budaya inovasi sudah tertanam kuat di Pupuk Indonesia,” pungkas Rahmad.