KABARIKA.ID JAKARTA- Kementerian Pertanian terus berkomitmen mewujudkan swasembada pangan nasional dengan memaksimalkan inovasi dan teknologi pertanian.
Salah satu terobosan yang memberikan dampak besar adalah program pompanisasi, upaya irigasi sawah dengan menggunakan sistem pipa yang terpasang dari sungai serta air tanah ke sawah-sawah yang akan sangat berguna untuk memastikan ketersediaan air di musim kering, yang saat ini berhasil meningkatkan luas tanam secara signifikan di berbagai daerah.
Hingga 13 September 2024, realisasi luas tanam yang dicapai melalui program Penambahan Areal Tanam (PAT) mencapai 1.338.888 hektar atau 74,90% dari target.
Dari jumlah tersebut, kontribusi pompanisasi sangat dominan dengan realisasi mencapai 1.048.930 hektar atau 91,99% dari total luas tanam.
Hal ini membuktikan bahwa teknologi pompa air memainkan peran kunci dalam memperluas akses air untuk pertanian, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya sulit terjangkau irigasi konvensional.
Sebagaimana diketahui, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan perlunya pemaksimalan penggunaan pompa dan optimalisasi lahan (oplah) untuk meningkatkan luas tambah tanam (LTT).
Ia mengingatkan bahwa capaian LTT harus diperkuat agar tujuan swasembada pangan dapat tercapai.
“Program pompanisasi yang menjadi salah satu andalan Kementerian Pertanian telah terbukti memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan produktivitas lahan,” kata Moch Arief Cahyono, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Minggu (15/9/2024), mengulang pernyataan Mentan Andi Amran Sulaiman.
Hingga 13 September 2024, realisasi luas tanam PAT mencapai 1.338.888 hektar atau 74,90% dari target, dengan kontribusi pompanisasi mencapai 1.048.930 hektar atau 91,99% dari total luas tanam.
Mentan Amran mengajak seluruh pihak untuk mendukung upaya luar biasa ini, agar kita dapat mencapai swasembada pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
“Pompanisasi telah menjadi tulang punggung upaya kita dalam meningkatkan produktivitas pertanian nasional,” ujar Moch Arief Cahyono.
Dengan akses air yang lebih merata, lahan pertanian yang sebelumnya tidak optimal kini bisa kembali produktif, memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian target swasembada pangan.
Selain itu, distribusi alat mesin pertanian (alsintan) seperti pompa air dan irigasi perpompaan (IRPOM) juga terus ditingkatkan.
Hingga saat ini, dari rencana alokasi 62.378 unit pompa alsintan, sebanyak 34.648 unit (66,23%) telah termanfaatkan oleh petani di seluruh Indonesia. Program ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap lahan pertanian, baik di dataran rendah maupun tinggi, mendapatkan suplai air yang memadai untuk menunjang masa tanam.
Optimisme swasembada pangan semakin kuat ketika melihat data produksi komoditas utama seperti padi, jagung, dan kedelai yang terus meningkat.
Realisasi luas tanam padi dari Oktober 2023 hingga September 2024 mencapai 12,5 juta hektar, sementara jagung dan kedelai masing-masing mencapai 4,2 juta hektar dan 114 ribu hektar.
Berdasarkan data yang ada, produksi beras nasional terkonfirmasi mengalami kenaikan.
Data tersebut bisa dilihat melalui Kerangka Sampling Area (KSA) BPS yang disampaikan pada rapat pengendalian inflasi beberapa waktu lalu.
Produksi beras diproyeksikan juga akan bertambah di Bulan Agustus 2,84 juta ton, September 2,87 juta ton, dan Oktober 2,59 juta ton.
Angka tersebut jika dibandingkan dengan angka produksi di bulan yang sama pada tahun sebelumnya, maka, terdapat selisih yang cukup signifikan yakni sebesar 325.673 ton di bulan Agustus, 356.329 ton pada bulan September, dan 396.604 ton pada bulan Oktober.
Upaya ini tidak hanya menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga membuka peluang besar untuk peningkatan kesejahteraan petani melalui produktivitas yang lebih tinggi.
Melalui peningkatan irigasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, Kementerian Pertanian yakin bahwa target swasembada pangan nasional akan segera tercapai.
“Kami yakin, melalui sinergi antara pemerintah, petani, dan seluruh pemangku kepentingan, kita dapat mencapai kemandirian pangan yang selama ini menjadi cita-cita bangsa. Pompanisasi adalah salah satu bukti bahwa inovasi dapat memberikan dampak nyata dan berkelanjutan bagi sektor pertanian,” tambah Arief.
Dengan program yang terus berjalan, Kementerian Pertanian berkomitmen untuk menyelesaikan distribusi alat pompa dan memastikan semua unit dapat segera termanfaatkan, sehingga semua lahan pertanian yang direncanakan bisa dikelola secara maksimal untuk produksi pangan yang berkelanjutan.