KABARIKA.ID, MAKASSAR — Listrik di pulau-pulau sering kali menjadi tantangan, terutama di daerah terpencil atau yang jauh dari jaringan listrik utama.
Beberapa solusi yang sering digunakan untuk menyediakan listrik di pulau-pulau adalah:
1. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel: Banyak pulau menggunakan generator diesel karena mereka dapat dengan mudah dioperasikan, meskipun biaya bahan bakar dan pemeliharaan bisa tinggi, terutama di daerah terpencil.
2. Energi Terbarukan (Tenaga Surya dan Angin): Di beberapa pulau, tenaga surya dan angin menjadi pilihan populer karena mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Panel surya dan turbin angin dapat dipasang untuk menghasilkan listrik, meskipun stabilitas pasokan dapat dipengaruhi oleh cuaca.
3. Mikrogrid: Ini adalah jaringan listrik kecil yang dapat beroperasi secara mandiri atau terhubung ke jaringan utama. Pulau-pulau yang lebih besar sering menggunakan mikrogrid, yang dapat menggabungkan berbagai sumber energi seperti diesel, tenaga surya, dan penyimpanan baterai.
4. Tenaga Air atau Gelombang Laut: Beberapa pulau dengan potensi sumber daya air atau lokasi strategis untuk menangkap energi gelombang laut menggunakan pembangkit listrik tenaga air atau energi gelombang sebagai solusi.
5. Penyimpanan Energi (Baterai): Sistem penyimpanan baterai besar digunakan untuk menyimpan kelebihan energi dari sumber-sumber terbarukan, yang bisa digunakan saat malam atau saat cuaca buruk.
Misalnya saja pemasangan 118 unit mikro pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan _energy storage_ yang dikenal dengan nama Sorong _Ultimate for Electrifying_ – Surya untuk Negeri (SuperSUN), untuk melayani 118 pelanggan di Pulau Polewali, Pulau Saugi, dan Pulau Sapuli, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep).
Dengan adanya inovasi di ketiga pulau tersebut, masyarakat kini dapat menikmati listrik selama 24 jam penuh tanpa perlu menggunakan genset lagi.
Gubernur Sulawesi Selatan yang diwakili oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Eka Prasetya, mengapresiasi upaya PLN dalam melistriki kepulauan dengan memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT).
“Dalam momentum kemerdekaan ini, kita bersinergi untuk menghadirkan pemerataan akses listrik di pelosok. Inovasi PLN dengan SuperSUN ini adalah bukti nyata bahwa pemerintah hadir dan terus bekerja serta berinovasi untuk pemerataan akses listrik di pelosok yang menggunakan energi bersih dan ramah lingkungan,” ujar Andi Eka dalam keterangannya, Sabtu (28/9/2024).
Hadirnya listrik memberikan manfaat yang besar kepada warga, seperti yang diungkapkan oleh Basir Daeng Liong, salah satu warga di Pulau Polewali. Setelah rumahnya teraliri listrik, kini ia dan masyarakat dapat beraktivitas lebih leluasa dan memproduksi es batu untuk menyimpan ikan.
Sebelumnya, masyarakat yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan harus menempuh perjalanan ke daratan Pangkep sejauh 12,4 km melalui laut selama satu jam hanya untuk membeli es batu sebelum melaut mencari ikan.
Diketahui, SuperSUN ini merupakan pembangkit listrik tenaga surya individual yang dilengkapi dengan kWh meter prabayar dengan daya 900 VA. Pembangkit ini terdiri dari dua komponen utama, yakni PV Panel berkapasitas 440 Wp – 700 Wp dan baterai berkapasitas 2 kWh.
SuperSUN merupakan salah satu solusi ramah lingkungan untuk melistriki masyarakat di daerah terisolir.