KABARIKA.ID, JAKARTA – Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menilai kebijakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam melakukan cetak sawah adalah kebijakan tepat dalam merevolusi pertanian.
Dengan program tersebut, Indonesia diyakini dapat mempercepat swasembada hingga menjadi lumbung pangan dunia.
“Kebijakan yang berani ini yang dibutuhkan Indonesia, di mana kebutuhan pangan mutlak harus terpenuhi terutama untuk memperkuat jalanya pembangunan Indonesia ke depan,” ujar Ujang, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Ujang mengatakan, cetak sawah merupakan langkah kongkrit dari kebijakan yang tepat untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara terkuat di dunia.
Apalagi, sektor pertanian menjadi program prioritas di era kepemimpinan presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Kebijakan ini harus mendapat dukungan bersama mengingat sektor pangan pada pemerintahan Presiden terpilih merupakan program prioritas yang akan dijalankan, termasuk di dalamnya ada makan bergizi gratis,” katanya.
Menurut Ujang, cetak sawah yang saat ini dibangun di sejumlah daerah harus mendapat dukungan bersama baik kalangan akademisi hingga politisi.
Diketahui, program tersebut akan dilaksanakan antara lain di Papua Selatan, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan.
“Kita ingin apa yang dikerjakan ini betul-betul mampu mengangkat kesejahteraan petani sekaligus juga mengangkat ekonomi warga lokal sekitar,” katanya.
Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Mentan Amran saat ini memang sedang menggiatkan cetak sawah untuk meningkatkan kapasitas produksi pangan nasional.
Pembukaan cetak sawah di luar pulau Jawa menjadi keniscayaan karena semakin menyusutnya lahan pertanian produktif (pada kurun waktu 2019 – 2024, sawah eksisting menyusut 79.607 hektare) sementara kebutuhan pangan nasional meningkat tajam sesuai dengan jumlah penduduk Indonesia yang tumbuh seperti halnya deret ukur.
Untuk memastikan program cetak sawah berhasil, Kementan turut menjadikan pengalaman pemerintah-pemerintah sebelumnya dalam pengembangan lumbung pangan sebagai pembelajaran dan menjadikannya sebagai masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan konsep lumbung pangan terbaru.
Sebelum menggarap cetak sawah, Kementan saat ini berfokus melakukan optimasi lahan rawa di sejumlah wilayah, seperti Merauke, Papua Selatan dan Kapuas, Kalimantan Tengah.
Dalam kegiatan optimasi lahan rawa ini, Kementan turut melibatkan TNI, mahasiswa, dan petani. keberhasilan optimasi lahan rawa diharapkan bisa menjadi awal yang baik bagi cetak sawah baru ke depannya.(*)