KABARIKA.ID, MAKASSAR – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Hasanuddin bersama Fakultas Administrasi dan Studi Kebijakan Universiti Teknologi MARA, Malaysia, dan Indonesian Association for Public Administration (IAPA) menyelenggarakan konferensi internasional The 2nd International Conference on Administrative Science (ICAS) 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dekan Fisip UNHAS, Prof Sukri Tamma selaku tuan rumah mengatakan, konferensi ini merupakan gabungan kegiatan sebagai upaya kolaboratif yang bertujuan untuk mengeksplorasi lanskap kompleks Tata Kelola Maritim dan Pembangunan Berkelanjutan.

“Melalui kegiatan ini diharapkan menjadi media mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, praktisi, dan pemimpin berpengaruh, untuk secara kolektif membahas berbagai isu seputar Tata Kelola Maritim dan Pembangunan Berkelanjutan,” kata Prof Sukri.

Kegiatan ini lanjut Prof Sukri, bisa memberikan ilmu dan pengetahuan baru, sekaligus menghadirkan ide dan gagasan yang bisa dijadikan sebagai solusi.

“Dengan mendalami topik seperti adaptasi perubahan iklim, ketahanan bencana, dan kerangka kebijakan publik yang efektif, ICAS 2024 berupaya untuk mendorong perubahan yang berdampak dan mempromosikan praktik berkelanjutan di bidang-bidang penting ini,” lanjut Prof Sukri.

Rektor UNHAS Prof Jamaluddin Jompa (JJ) sebagai pembicara utama, mengapresiasi inisiatif dan komitmen Fisip UNHAS untuk menghadirkan ruang ide dan gagasan melalui kegiatan konferensi.

Menurutnya, topik pembahasan sangat menarik untuk didiskusikan, mengingat pentingnya tata kelola maritim yang terintegrasi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

“Ini diharapkan dapat menjadi platform bagi akademisi dan praktisi untuk bekerja sama dalam merumuskan solusi atas permasalahan yang dihadapi sektor maritim. Tentu, harapan bersama, ide dan gagasan serta solusi yang ditawarkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan kebijakan publik,” jelas Prof JJ.

Ia menjelaskan gagasannya tentang “Integrating Science and Local Knowledge for Sustainable Maritime Governance in Southeast Asia” yang memuat tentang sumber daya dan tantangan maritim, pendekatan ilmiah terhadap pengelolaan sumber daya maritim hingga pengetahuan lokal dan praktik berbasis masyarakat.

Tata kelola maritim mengacu pada sistem, aturan, dan kerangka kerja yang digunakan negara, organisasi, dan masyarakat untuk mengelola sumber daya laut dan memastikan pemanfaatannya berkelanjutan.

Ini melibatkan kombinasi kebijakan, pengaturan kelembagaan, dan kemitraan yang mencakup dimensi lingkungan, ekonomi, dan sosial.

“Tata kelola maritim sangat penting bagi negara-negara Asia Tenggara karena keanekaragaman hayati laut yang kaya. Kita memiliki Terumbu karang, perikanan, dan ekosistem bakau yang sangat penting bagi keanekaragaman hayati dan mata pencaharian. Perairan regional negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina menghadapi tantangan lintas batas misalnya, penangkapan ikan ilegal, polusi, dan sengketa maritim,” urai Prof JJ.

Pembukaan kegiatan dengan tema “Bridging Waves Of Change : Maritime Governance And Sustainable Development” tersebut berlangsung mulai pukul 08.30 Wita di Ballroom Unhas Hotel, Kampus Unhas Tamalanrea,Makassar, Rabu (16/10/2024). Dan berlangsung hingga Kamis (17/10/2024)

Dalam kegiatan itu, hadir juga, Peneliti Kelautan Tropis (ZMT) Jerman (Stefan Partelow, Ph.D), Dekan Fakultas Administrasi dan Studi Kebijakan Universiti Teknologi MARA Assoc. Prof Nor Hafizah, dan Prof. Jill Leslie Tao (Incheon National University). (*)