KABARIKA.ID, MAGELANG–Plt. Direktur Jenderal Hortikultura, Kementan, Muhammad Taufiq Ratule melepas ekspor salak di Balai Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Selasa (15/10/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ekspor ke Jerman dan Kamboja ini merupakan bagian dari Program Desa Sejahtera Astra (DSA) yang diinisiasi oleh PT Astra International Tbk.

Salak yang diekspor mencakup sebelas ton, ditujukan untuk Kamboja dan tiga kwintal untuk Jerman, dengan total nilai mencapai Rp 372 juta.

Dalam sambutannya, Plt. Direktur Jenderal Hortikultura, Muhammad Taufiq Ratule menyampaikan, Provinsi Jawa Tengah merupakan produsen salak ketiga terbesar di Indonesia.

“Kontribusi Jawa Tengah sebesar 21,87 persen terhadap produksi salak nasional. Provinsi Jawa Tengah juga memiliki kebun dan Packing House (PH) salak yang telah teregistrasi,” kata Taufiq.

Taufiq menambahkan, Jawa Tengah memiliki varietas salak unggulan ekspor yaitu varietas Nglumut yang tumbuh subur di Kabupaten Magelang.

Dirinya berharap Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait berkomitmen dan dapat berkolaborasi dalam melindungi sumber daya genetik tersebut serta meningkatkan produktivitas demi kesejahteraan petani dan devisa negara.

“Saat ini dan ke depannya fokus program Ditjen Hortikultura adalah meningkatkan ekspor dan mendukung penyediaan pangan bergizi dengan berkolaborasi bersama seluruh stakeholder terkait,” ungkapnya.

Sementara itu, Head of Environtment & Responsibility Division PT Astra International Tbk, Diah Suran Febrianti menambahkan, program DSA berfokus kepada pengembangan ekonomi masyarakat desa.

“Hal ini sejalan dengan cita-cita Astra untuk “Sejahtera Bersama Bangsa” yang hingga saat ini telah membina 1196 Desa Sejahtera Astra (DSA) yang tersebar di 35 provinsi di Indonesia”, terangnya.

Dia menambahkan, total salak yang berhasil diekspor melalui program DSA dari tahun 2020-2024 adalah sebanyak 20,3 ton dengan rincian sembilan ton ke RRT, sebelas ton ke Kamboja dan tiga kwintal ke Jerman.

Romza Ernawan, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magelang dalam hal ini mewakili PJ Bupati Kabupaten Magelang memberikan apresiasi yang tinggi kepada PT Astra International Tbk.

Menurutnya, Astra turut mendukung pengembangan hortikultura terutama salak melalui program Desa Sejahtera Astra dan berhasil untuk dipasarkan ke luar negeri.

Dia juga mengharapkan, launching ekspor salak ini dapat menjadi sarana promosi hortikultura unggulan yang dihasilkan oleh Kabupaten Magelang, bukan hanya untuk pasar domestik namun juga untuk menembus pasar ekspor.

“Selain itu, kegiatan ini diharapkan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi daerah khususnya Kabupaten Magelang,” ujarnya.

Statistik

Salak, buah eksotis yang menjadi unggulan nasional, menunjukkan peluang pasar yang besar, terutama di pasar luar negeri. Saat ini, salak menempati posisi keempat terbesar dalam komoditas buah yang diekspor, setelah pisang, nanas, dan manggis.

Berdasarkan data Kementan, dalam empat tahun terakhir, tren ekspor salak terus meningkat. Pada tahun 2020, volume ekspor hanya mencapai 1.100 ton dengan nilai sebesar 1.297.487,56 US$.

Namun, pada tahun 2023, jumlah ekspor melonjak menjadi 4.313 ton dengan nilai mencapai 4.169.623,84 US$. Hal ini mencerminkan persentase peningkatan nilai ekspor sebesar 221,4 persen.

Peningkatan ini menunjukkan potensi besar salak dalam perdagangan internasional dan menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu produsen unggulan buah tropis.