KABARIKA.ID, BANTEN – Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Asih Mulyaningsih mengaku optimis dengan target swasembada yang dicanangkan pemerintah dalam waktu dekat. Menurut Asih, target tersebut bisa terwujud mengingat saat ini program intensifikasi dan ekstensifikasi sudah berjalan dimana-mana.
“Dari sisi kinerja saya optimis capaian swasembada bisa tercapai dalam waktu dekat. Karena itu, apa uang dikerjakan saat ini seperti food estate, oplah dan cetak sawah bisa mempercepat apa yang diharapkan,” ujar Asih, Jumat, 1 November 2024.
Berdasarkan data BPS produksi padi pada periode Januari-April 2024 mencapai 19,22 juta ton, turun 14,75 persen atau 3,33 juta ton bila dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Namun pada Subround II yaitu (Mei – Agustus) 2024, produksi mencapai 18,76 juta ton, meningkat 1,45 persen atau setara 270 ribu ton dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
Asih mengatakan bahwa saat ini Indonesia mau tidak mau harus mencapai swasembada beras seperti yang disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto agar terhindar dari krisis pangan global dan aksi restriction dari produsen.
“Dan target untuk mewujudkan swasembada bukan sekedar omon-omon belaka,” katanya.
Sebagai informasi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berhasil mewujudkan swasembada beras pada tahun 2017, 2019, 2020, dan 2021. Keberhasilan ini tidak bisa dilepaskan dari berbagai terobosan Andi Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian saat itu, antara lain refocusing anggaran pertanian dengan pemberian alat dan mesin pertanian (alsintan) secara masif, alokasi pupuk subsidi diperbesar, dan perbaikan infrastruktur pertanian.
Kini, memasuki pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, program-program tersebut akan terus dilanjutkan dengan akselerasi yang lebih cepat dan akurat. Program yang juga akan dikedepankan adalah cetak sawah dengan memanfaatkan lahan-lahan suboptimal.
Kementerian Pertanian telah berencana mencetak hingga 3 juta hektare sawah dalam beberapa tahun ke depan, dengan integrasi teknologi modern seperti benih unggul, sistem irigasi canggih, dan mekanisasi pertanian. Pendekatan ini tidak hanya bertujuan memperluas lahan, tetapi juga meningkatkan produktivitas agar mampu memenuhi kebutuhan domestik dan mengurangi ketergantungan impor pangan. (*)