KABARIKA.ID, MAKASSAR– Ketua departemen Sastra Asia Barat Unhas Haeruddin menyambut kedatangan Prof Nurul Murtadho di Universitas Hasanuddin, Kamis (14/11/2024) sore.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Prof Nurul Murtadho merupakan dosen senior di Universitas Negeri Malang. Kedatangannya sebagai asesor PTNBH di salah satu universitas di Sulawesi Selatan.
“Pada kesempatan ini, Sastra Arab Unhas mengundang beliau untuk sharing pengetahuan bersama dosen dan beberapa mahasiswa sastra arab,” ucap Haeruddin.
Hadir dalam acara ini Dr Wahidah Masnani (pakar filologi) Dr Zuhriah (pakar sintaksis arab), Dr Syamsul Bahri (ketua Fatwa Mui sulsel), Dr supratman (Direktur Tv Unhas), Dr agussalim (pakar teknologi pembeljaran bahasa arab), Ustazah haeriyah (Sekretaris Departemen), ustazah Mujadilah (ahli filologi) dan Ustaz ilham (ahli sastra arab).
Kegiatan ini dilaksanakan di ruang senat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin. Acara ini dibuka oleh Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Kaharuddin.
Haeruddin turut memuji dedikasi dari Prof Nurul Murtadho dalam membuat secara sistematik proses penulisan skripsi, tesis dan disertasi sejak tahun 2005 dengan menggunakan media online (website), yang pada saat itu sangat jarang digunakan oleh universitas di Indonesia.
Dalam sharing session ini Prof Nurul Murtadho menjelaskan tentang standar dan level penguasaan kosakata bahasa asing sesuai standar Internasional.
Selain itu Prof Nurul memberikan beberapa contoh 1 kosakata bahasa arab yang dikembangkan menjadi dialog dalam Bahasa Arab dengan mudahnya.
Sehingga mahasiswa awam pun yang baru belajar dapat memahaminya. Beberapa kitab yang membahas tentang kosa kata arab juga tampilkan untuk menambah referensi bahasa arab.
Seperti kitab yang membahas kosakata dalam al-Quran al karim. Dosen juga dapat memanfaatkan digital mushaf untuk pengembangan materi kosa kata.
Menariknya kitab-kitab yang ditampilkan sudah dibuatkan aplikasi untuk menampung dan memudahkan mahasiswa untuk belajar bahasa arab di rumah.
“Pesan beliau, Jangan hanya mengajar mahasiswa untuk menghafal kosakata saja, Tetapi mengajarkan kosa kata dalam konteks kalimat atau ‘siyaq’,” tutup Prof Nurul. (*)