KABARIKA.ID, BANJARNEGARA-– B Kementerian Pertanian (Kementan) bertindak cepat menangani anjloknya harga wortel. Petani wortel di Banjarnegara pun akhirnya bisa bernapas lega.
Melalui Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementan memfasilitasi penyerapan hasil panen langsung dari petani oleh sejumlah koperasi, termasuk Koperasi Food Estate Temanggung-Wonosobo (Tawon), Koperasi Panca Arga Magelang, dan Koperasi Konsumen Ditjen Hortikultura.
Dalam aksi tersebut, koperasi tersebut menyerap sekitar 15 ton wortel dari petani dengan harga Rp 3.000 per kilogram, jauh lebih tinggi dari harga pasar saat ini yang hanya berkisar Rp 500 hingga Rp 1.000 per kilogram. Upaya ini juga melibatkan para champion hortikultura seperti cabai dan bawang merah dari wilayah Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, dan Magelang, serta dukungan dari tim Kontak Bisnis Hortikultura Indonesia (KBHI).
Kepala Desa Kasimpar, Anto Susilo, mengapresiasi langkah cepat Kementan dalam membantu petani wortel. “Kami sangat berterima kasih kepada Kementerian Pertanian. Harga wortel di tingkat petani hanya Rp 500 per kilogram, tapi kini dibantu dibeli Rp 3.000. Ini sangat membantu kami untuk tetap semangat dan bangkit lagi,” ujar Anto.
Anto menjelaskan bahwa para petani menghadapi kesulitan besar karena harga wortel yang terus merosot, bahkan di bawah biaya produksi yang rata-rata mencapai Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per kilogram. “Sudah beberapa bulan ini harga sayuran rendah. Petani kesulitan modal untuk tanam lagi,” tambahnya.
Salah satu petani lainnya, Sodiqun, juga mengungkapkan rasa syukur atas bantuan ini. “Terima kasih kepada Kementerian Pertanian yang telah memperhatikan kami. Semoga harga di petani bisa segera membaik,” harapnya.
Perwakilan Koperasi FE Tawon, Siswanto, menyatakan komitmen pihaknya untuk menjadi mitra strategis petani wortel. “Kami siap menyerap hasil panen petani dengan harga yang lebih layak,” ujar Siswanto, yang juga anggota DPRD Temanggung.
Hal serupa disampaikan Sudarno dari Koperasi Panca Arga, yang menekankan pentingnya penguatan kelembagaan ekonomi petani. “Kami juga akan berbagi pengalaman dalam mengelola koperasi agar petani bisa lebih mandiri,” jelasnya.
*Upaya Jangka Panjang Kementan*
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan, Andi M. Idil Fitri, mengakui bahwa kondisi harga sayuran di tingkat petani memang memprihatinkan akibat produksi melimpah yang tidak diimbangi serapan pasar.
“Kami akan terus mendampingi petani agar kondisi ini tidak berulang. Langkah yang dilakukan mencakup pengaturan pola tanam, efisiensi biaya produksi, peningkatan kualitas pascapanen, dan penguatan jejaring pemasaran,” ungkapnya.
Sebagai solusi jangka pendek, Kementan memfasilitasi penyerapan hasil panen melalui koperasi dan champion hortikultura binaan Ditjen Hortikultura. “Kami juga mengajak mitra-mitra lain untuk ikut menyerap hasil panen dengan harga yang lebih layak,” pungkas Andi.
Langkah cepat Kementan ini diharapkan mampu meringankan beban petani sekaligus menjadi solusi berkelanjutan dalam menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani. (*)