KABARIKA.ID, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan ketersediaan pangan tetap aman dan stabil menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2024.
Penegasan itu disampaikan oleh Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi saat menggelar Rapat Koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Menjelang Nataru 2024-2025, Kamis (5/12/2024) di Kantor Bapanas, Jakarta.
Kepala Bapanas menegaskan pentingnya menjaga ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau.
“Seperti arahan Presiden RI Prabowo Subianto pada rapat kabinet tanggal 26 November 2024, kita harus mendukung ketahanan pangan menuju swasembada dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Semua pihak, termasuk kementerian, lembaga, asosiasi, dan pelaku usaha, harus fokus pada tujuan ini,” ujar Arief.
Menurut Arief, menjaga keseimbangan harga antara produsen dan konsumen menjadi kunci stabilitas ekonomi.
Cadangan Beras Bulog Tertinggi
Ia menambahkan, cadangan beras di Bulog saat ini mencapai lebih dari 2 juta ton, jumlah tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Stok ini cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga Februari 2025. Bulog dan ID FOOD siap menyerap produksi para produsen termasuk MinyaKita.
Pemerintah juga memastikan kelancaran distribusi bantuan beras kepada 16 juta penerima manfaat.
“Harga yang terlalu rendah merugikan petani dan menurunkan produksi, sementara harga yang terlalu tinggi menekan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, keseimbangan harga sangat penting,” tandas Arief.
Rapat koordinasi tersebut juga dihadiri pemangku kepentingan terkait, termasuk asosiasi pangan dan bisnis retail. Mereka membangun sinergi dalam mengambil langkah-langkah guna menjaga ketersediaan pangan dan stabilitas harga.
Arief juga mengimbau pemerintah daerah agar memiliki cadangan pangan di wilayahnya masing-masing.
“Neraca pangan di setiap daerah penting untuk mengantisipasi kekurangan stok,” ujar Arief.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Pelaksana Harian Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pangan, Kasan, menyoroti pentingnya koordinasi lintas sektor.
Ia juga mengungkapkan bahwa rapat terkait neraca komoditas akan dipimpin oleh Menko Pangan minggu depan, sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 147 Tahun 2024.
“Kita harus memastikan distribusi pangan berjalan lancar. Timing kedatangan barang impor menjadi krusial, terutama untuk beberapa komoditas tertentu. Kolaborasi antara Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Badan Pangan Nasional sangat penting,” kata Kasan.
Kementan Kurangi Ketergantungan pada Impor
Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian (Kementan), Intan Rahayu, mengungkapkan bahwa stok pangan secara umum aman, meski El Nino berdampak pada penurunan hasil panen di awal 2024.
“Kami menetapkan status darurat pangan dan menjalankan program prioritas seperti mobilisasi pangan ke wilayah terdampak dan optimalisasi lahan rawa,” ujar Intan.
Ia juga memaparkan data produksi hingga November 2024, yaitu padi realisasi 52,66 juta ton dari target 55,45 juta ton (95,02 persen). Kemudian jagung, realisasi 20,57 juta ton dari target 22,43 juta ton (91,71 persen). Terakhir adalah daging sapi dan kerbau, realisasi 0,41 juta ton dari target 0,405 juta ton (101,63 persen)
“Kami optimistis target produksi bisa tercapai. Beberapa komoditas seperti kedelai masih bergantung pada impor, tapi kami sedang menyusun strategi untuk mengurangi ketergantungan tersebut,” tandas Intan. (*/mr)