KABARIKA.ID, JAKARTA – Ikatan Sarjana Kelautan (ISLA) Universitas Hasanuddin dan Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) sepakat merekomendasikan dukungannya pada program hilirisasi pangan kelautan dan perikanan agar bisa mendongkrak income jutaan nelayan di seluruh Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Tak bisa lagi ditunda-tunda. Kami mendesak program hilirisasi hilirisasi pangan sektor kelautan dan perikanan yang dinakhodai pak Menteri Trenggono karena kami nilai penting dan strategis,” kata Darwis Ismail, ST,MMA, Ketua ISLA Unhas pada dialog akhir tahun yang digelar di Boska Coffee, Jakarta Selatan, Minggu (22/12/2024) siang. Acara tersebut digelar dengan moderator Awaluddin, dewan pembina Iskindo dan ISLA Unhas.

Menurut Darwis, hilirisasi produk kelautan dan perikanan dapat menjadi solusi untuk mengejar ketertinggalan kita dalam ekonomi kelautan dan perikanan serta, menciptakan lapangan pekerjaan berkualitas dan meningkatkan pendapatan perkapita rakyat khususnya masyarakat nelayan dan petambak kita.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Iskindo Dr.Riza Damanik, M.Sc. Agar hilirisasi kelautan dan perikanan berhasil, Iskindo mengusulkan dua poin. Pertama, melanjutkan fokus pada komoditi rumput laut untuk turunan biostimulan (pupuk dan pakan) serta bioplastik—karena nilai ekonominya tinggi mencapai 6 bahkan 13 kali lipat.

“Pasarnya masih terbuka lebar dan belum ada pemain utama di dunia, seperti produk olahan rumput laut oleh China,” ujarnya.

Yang kedua, lanjut Riza, inisiatif hilirisasi kelautan dan perikanan harus terintegrasi dengan kebijakan perdagangan impor ataupun ekspor. Tidak bisa KKP sendiri, perlu sinergi kuat dengan Kementerian Perdagangan, Perindustrian dan Investasi. Sehingga, ada insentif yang bisa dinikmati oleh pelaku usaha di Tanah Air yang melakukan hilirisasi.

Secara implementatif, Iskindo melihat target pemerintah swasembada garam dan Makan Bergizi Gratis (MBG) tahun depan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan produktivitas nelayan, pembudidaya dan petambak garam rakyat; memperbaiki sistem logistik perikanan dan kelautan nasional; serta memperkuat akses pasar bagi nelayan, pembudidaya dan petambak garam rakyat.(*)