KABARIKA.ID, MAKASSAR – Pemerintah membahas langkah pengendalian potensi bencana hidrometereologi di Provinsi Sulawesi Selatan, dengan menggelar Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Hidrometeriologi, di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (2/1/2024), yang dipimpin Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurutnya, cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi menjadi ancaman utama yang perlu diantisipasi, selain risiko tanah longsor, banjir, dan gelombang tinggi yang berpotensi mengganggu aktivitas nelayan.

“Kami melibatkan jajaran Forkopimda Provinsi Sulawesi Selatan dan bupati/wali kota untuk memastikan semua infrastruktur dan aparat siap, serta dukungan untuk korban bencana juga sudah disiapkan,” seru Pratikno.

Sebagai bagian dari dukungan, BNPB juga menyalurkan bantuan hampir Rp15 miliar untuk operasional dan barang bantuan guna memitigasi dampak bencana.

“Bantuan ini diharapkan dapat memperkuat upaya penanganan bencana di Sulawesi Selatan, mengingat potensi cuaca ekstrem yang terus meningkat,” ungkap Suharyanto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Yasir Machmud yang turut hadir dalam rakor tersebut, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir dan dampak cuaca ekstrem. Dan menegaskan pentingnya kesiapan menghadapi bencana serta memastikan keselamatan warga.

“Bencana banjir telah merendam sejumlah wilayah dan menyebabkan kerusakan infrastruktur, termasuk akses jalan yang terputus. Kami akan terus memantau kondisi ini dan memastikan evakuasi masyarakat berjalan lancar,” kata Yasir.

Pada kesempatan yang sama, Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Zudan, menegaskan komitmen pemerintah provinsi untuk bertindak cepat bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

“Kita akan terus bergerak cepat dan memastikan semua pihak terlibat dalam upaya penanganan,” tegas Prof Zudan. (*)