KABARIKA.ID – Masyarakat Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek 2025 bertepatan dengan tahun 2576 Konzili.
Dalam perayaan Imlek, kesenian Barongsai atau Lion Dance menjadi tarian tradisional China yang kerap dipertontonkan.
Selain banyak menghibur saat perayaan Tahun Baru Imlek, tarian tradisional tersebut juga sering menghiasi beberapa acara festival hingga acara pembukaan perusahaan bisnis para pengusaha Tionghoa.
Perayaan Imlek identik dengan aksi kesenian tarian barongsai atau tarian singa yang menjadi budaya asli Tionghoa.
Tari barongsai yang dimainkan oleh beberapa penari mengenakan kostum singa, beraksi menirukan gerak-gerik hewan tersebut, disertai iringan alunan musik menjadikan pertunjukan menjadi lebih menarik.
Dikenal sebagai raja hutan, hewan singa melambangkan sebuah kekuatan. Bagi etnis Tionghoa, hewan tersebut memiliki banyak arti.
Masyarakat Tionghoa meyakini hewan singa sebagai simbol keberuntungan, dan juga sosok yang dapat mengusir kekuatan jahat.
Tidak sedikit para etnis Tionghoa, yang memiliki bangunan rumah besar, menempatkan patung raja hutan tersebut di area pintu masuk rumah.
Dalam sejarah di masa Dinasti Tang (618-907), tari singa menjadi salah satu tarian yang kerap dipertontonkan di Istana, dan dinilai memberikan banyak pesan.
Seiring perkembangan zaman, tari singa terus menjadi pertunjukan populer di kalangan masyarakat, tarian tersebut tidak hanya menghibur etnis Tionghoa saja namun banyak juga masyarakat lainnya dari berbagai negara termasuk Indonesia.
Tarian barongsai yang kerap muncul di perayaan Imlek, menyebar ke seluruh dunia seiring dengan imigrasi etnis Tionghoa. (*)