KABARIKA.ID, KUNINGAN–PT Pupuk Indonesia (Persero) mengajak seluruh petani di Kuningan, Jawa Barat untuk menerapkan budidaya pertanian yang baik dan benar.
Hal ini diungkapkan Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi saat membuka kegiatan Safari Makmur sekaligus uji coba pupuk NPK Padi Gogo.
Di depan para petani, Tri Wahyudi Saleh mengatakan bahwa budidaya pertanian yang baik dan benar sangat penting diimplementasikan oleh petani.
Praktik tersebut dapat memberikan hasil pertanian yang optimal dari sisi produktivitas maupun penghasilan bagi petani. Hal ini juga dapat berkontribusi pada percepatan swasembada pangan nasional.
”Dalam program Safari Makmur ini kami mengajak bapak ibu jangan sembarangan tebar pupuk, karena perlu dilihat kurangnya apa, sama seperti kita kalau kurang sehat berarti kurang vitamin C, sama seperti di tanah juga seperti itu. Kami mengajak petani untuk berbudidaya yang baik dan benar, agar produktivitas meningkat,” ungkap Tri Wahyudi, Jimat (14/2/2025).
Dalam mengimplementasikan proses budidaya yang baik dan benar, Tri Wahyudi menyampaikan bahwa Pupuk Indonesia memiliki program kemitraan on-farm berbentuk pengawalan dan pendampingan intensif kepada petani dan budidaya pertanian berkelanjutan yang didukung teknologi, yaitu Program Makmur.
Program yang memiliki kepanjangan “Mari Kita Majukan Usaha Rakyat”, merupakan sebuah ekosistem pertanian yang terintegrasi dari hulu ke hilir sehingga dapat memberikan banyak manfaat bagi petani dalam meningkatkan produktivitas dalam mendukung program pemerintah mewujudkan swasembada pangan.
Melalui program Makmur, dikatakan Tri Wahyudi, petani dapat mengetahui kandungan hara tanah melalui fasilitas Mobil Uji Tanah (MUT).
Tujuannya, petani memperoleh rekomendasi dosis pupuk sesuai dengan kebutuhan tanah dan tanaman yang akan ditanam, sehingga petani dapat melakukan budidaya pertanian yang baik dan benar.
“Hari ini kita melakukan Safari Makmur. Makmur ini adalah program yang diinisiasi oleh Pupuk Indonesia dan diluncurkan oleh Bapak Menteri BUMN, Bapak Erick Thohir pada Agustus 2021 yang terus berlanjut sampai sekarang, di dalamnya ada dari SHS (Sang Hyang Seri) sebagai produsen benih, ada dari Pupuk Indonesia, ada dari Himbara untuk modal keuangan, kemudian ada PSI-TP Kementerian, ada offtaker dari Bulog sebagai kemitraan multi-pihak,” katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, tahun 2025 ini Pupuk Indonesia memiliki target realisasi program Makmur di lahan seluas 500 ribu hektare yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Di antaranya 200 ribu hektare khusus untuk tanaman padi, dan 300 ribu hektare selebihnya adalah komoditas non padi, seperti tebu, singkong, kopi, kelapa sawit, hortikultura, dan lainnya.
Sementara realisasi hingga tahun 2024, Pupuk Indonesia menjalankan program Makmur bersama Kementerian BUMN Republik Indonesia, di lahan seluas 450 ribu hektare dengan jumlah petani binaan yang terlibat lebih dari 200 ribu petani.
Pada kesempatan ini, Tri Wahyudi mengimbau petani untuk berhati-hati dalam membeli pupuk. Ia menegaskan agar petani tidak tergiur dengan harga pupuk yang murah, karena produk dapat dipalsukan. Kasus ini banyak ditemukan di beberapa daerah, termasuk Jawa Barat.
Tri Wahyudi mencontohkan, Pupuk Indonesia memiliki produk dengan merek “NPK Phonska”. Tapi ia mengaku menemukan produk pupuk di lapangan yang warnanya sama dengan NPK Phonska, merek hingga kemasannya sama dan memiliki nama “Phoska”. Tapi ketika diuji, tidak ada kandungan N atau Nitrogennya.
“Sebagai produsen pupuk, kami punya tanggung jawab secara korporasi, kami diawasi Pemerintah, produksi kami juga diawasi dan kami memiliki standar SNI. Insya Allah tidak ada pupuk yang tidak standar dari Pupuk Indonesia,” pungkas Tri Wahyudi.