KABARIKA.ID, PALEMBANG– Wanita berbadan mungil berambut lurus itu berjalan tergopoh-gopoh sambil memeluk gula, beras, dan minyak goreng di tangannya yang tampak tidak cukup melingkari untuk bahan sebanyak itu. Tak dipedulikannya lagi keringat di dahinya, belanjaan yang baru saja diborongnya pada operasi pasar pangan murah di Kantor Pos Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/3/2025) itu tak boleh lepas apalagi sampai terjatuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lelah namun ceria wajahnya, kami pun penasaran dan menghampirinya, Ria namanya. Dia menyatakan, “Tolong sampaikan terima kasih banyak kepada Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian yang saat itu hadir langsung bersama Wakil Menteri Pertanian Sudaryono.”

“Terima kasih banyak omongin yah Pak, sudah dapat sembako murah, kalau bisa Pak, jangan bulan puasa saja Pak, kalau bisa Pak eh, setiap tahun setiap hari semuanya murah,” ujarnya dalam logat khas Palembang.

Ketika kawannya menimpali “gratis”, Ria sontak berkata, “Kaya kita orang tidak bergaji,” kepada temannya yang usil itu. Dengan semangat, Ria pun melanjutkan, “Gaji laki kami kan tidak besar Pak, sehari seratus ribu.” Seolah memberi pesan bahwa dia punya harga diri untuk tidak mengemis dan meminta gratisan, cukup berikan harga yang wajar.

Kami pun membalas bahwa doakan semuanya akan murah ke depannya, mengingat Presiden Republik Indonesia saat ini begitu konsen terhadap urusan harga pangan murah.

Sebelum berlalu, Ria pun melanjutkan, “Pak Prabowo yang terhormat, terima kasih banyak,” lalu berpaling menggendong belanjaannya yang tampak menutupi badannya yang mungil tersebut. Sebuah ungkapan yang tulus dari seorang ibu yang tampak lincah dan tahan banting melalui perjuangan hidup.

Bagi mereka, perbedaan harga seribu bahkan 500 rupiah cukup jadi alasan untuk mengantri lama-lama di kantor pos pagi itu. Apalagi ketika kami bertanya pada ibu lainnya, dia membandingkan bahwa harga minyak goreng di pasar 18 ribu sedangkan di operasi pasar 14.700 rupiah, selisih yang lumayan bagi mereka. Ya, operasi pasar pangan murah ini memang memasarkan produk dengan harga murah, Beras SPHP 12 ribu/kg, Gula 15 ribu/kg, Daging Ayam 34 ribu/kg, Bawang Putih 32 ribu/kg, dan Daging Kerbau 75 ribu/kg.

Semua produk pangan murah yang dipasarkan ini produksinya berada di bawah Kementerian Pertanian. Meskipun Kementan mengurusi hulunya, namun harga di hilir yang kadang tidak berimbang mengundang keprihatinan Mentan Amran.

Contoh pada komoditas beras, dengan patokan harga gabah 6.500 rupiah di petani, terkadang bisa mencapai 15 ribu di konsumen. Terlalu banyak perantara yang mengambil untung hanya bermodalkan bicara, tanpa bekerja mengambil selisih yang biasa disebut calo.

Inilah yang sangat tidak disukai oleh Presiden Prabowo dan juga Mentan Amran. Keduanya yang terbiasa sejak dulu bekerja keras, berpeluh dulu baru menikmati hasil berusaha memotong rantai pasok ini agar sebisa mungkin dari petani ke konsumen tidak terlalu jomplang selisihnya.

Dalam berbagai arahannya Presiden Prabowo sering mengingatkan kepada para pengusaha, “Silakan ambil untung tapi yang wajar, jangan mencekik rakyat,” dengan nada khasnya yang berat namun penuh wibawa.

Jika semua arahan ini diikuti, petani dan produsen tersenyum, konsumen pun tidak tercekik, semua bahagia, kecuali para calo dan mafia yang sejak dulu diuntungkan dengan berbelitnya jalur suplai dari petani ke pasar.

Bahagia itulah yang dirasakan Ria dan ibu-ibu lainnya pagi itu, yang membuat mereka tersenyum sambil berucap, “Terima kasih Presiden, terima kasih Pak Mentan!!!” (*)