KABARIKA.ID, MERAUKE – Masyarakat asli Papua di Kampung Kaliki, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Papua Selatan mencetak sejarah dengan menggelar panen raya perdana di lahan cetak sawah baru yang dibangun oleh Kementerian Pertanian (Kementan).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mayjen A Rizal Kasatgashanpangan saat melakukan panen perdana menggunakan Combine Harvester di Kaliki, Merauke.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa Papua Selatan siap menjadi pusat produksi pangan nasional karena dilakukan dengan menggunakan mekanisasi penuh. Adapun luas panen yang digelar mencapai 43 hektare dari total luasan 987 hektare.

Mengenai hal ini, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengapresiasi keberhasilan panen tersebut dan menegaskan bahwa mekanisasi adalah kunci dalam meningkatkan produktivitas pertanian di Papua Selatan.

“Hari ini kita menyaksikan bukti nyata bahwa Papua Selatan bisa menjadi lumbung pangan nasional. Dengan mekanisasi penuh, panen lebih cepat, hasil lebih optimal, dan kesejahteraan petani meningkat,” ujar Mentan, Minggu, 9 Maret 2025.

Sebagai informasi, Panen di Kampung Kaliki telah menggunakan combine harvester yang mampu mempercepat proses panen dan menekan biaya produksi hingga 50 persen. Pemerintah juga telah menyalurkan bantuan Alsintan dan benih secara gratis, serta memberikan pendampingan berkelanjutan kepada para petani.

Untuk memastikan keberlanjutan program ini, Brigade Pangan juga diterjunkan di Papua Selatan guna membantu petani dalam setiap tahapan pertanian, dari pengolahan lahan hingga panen.

“Brigade Pangan hadir untuk mendukung petani agar lebih produktif. Dengan mekanisasi dan pendampingan, Papua Selatan tidak hanya mandiri pangan, tetapi juga bisa berkontribusi bagi ketahanan pangan nasional,” kata Mentan.

Dukungan Penuh Pemerintah dan TNI

Mentan menegaskan bahwa keberhasilan cetak sawah merupakan keberhasilan bersama karena terus mendapat dukungan dari pemerintah daerah dan juga jajaran TNI. Karena itu, pemerintah akan terus mendorong program cetak sawah dan optimasi lahan pertanian (Oplah) guna meningkatkan produksi nasional.

“Semua ini kita lakukan bersama demi Indonesia yang lebih kuat dan terwujudnya swasembada pangan,” tegas Mentan.

Sekretaris Kampung Kaliki, Nathan Ndiken mengaku bersyukur atas progres pembangunan cetak sawah yang dilakukan pemerintah di tanah kelahirannya Papua Selatan. Baginya, cetak sawah adalah jalan Indonesia menuju kejayaan.

“Kami bersyukur atas dukungan pemerintah. Ini bukan hanya tentang panen, tetapi juga tentang perubahan besar bagi masyarakat kami menuju Indonesia jaya,”katanya.

Untuk diketahui, cetak sawah ini merupakan bagian dari program percepatan tanam yang dicanangkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada. Program ini dimulai sejak Oktober 2024, dengan melibatkan masyarakat lokal yang mayoritas sebelumnya berprofesi sebagai pemburu dan kini beralih menjadi petani.

Sementara itu, Kepala Satgas Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani yang sudah 1 tahun ini mengawal PSN Cetak Sawah 1, 1 Jt Hektar di merauke yg sehari hari di lapangan bersama para Petani Merauke guna mewujudkan merauke sebagai lumbung pangan nasional.
Khususnya pada Panen Raya Perdana di lahan Cetak Sawah Pertama Kali di Kampung Kaliki mengatakan bahwa rata-rata produktivitas di sana mencapai 3,8 ton GKP per hektare setara 2,7 Ton beras.

“Ini capaian yang luar biasa dan sangat membanggakan karena sejak pembukaan lahan sd Panen Raya Perdana Kami yang mendampingi para petani Kampung Kaliki yg baru pertama kali belajar bercocok tanam padi, semua kegiatan olah lahan, tanam dilakukan oleh orang asli Papua.
Kita patut bersyukur karena , terbukti bahwa Orang Asli Papua yang baru belajar bercocok tanam padi dapat berhasil Panen Raya Perdana dengan hasil yg melimpah, sehingga menggugurkan isu isu yg tdk benar kalau orang asli papua tidak bisa bercocok tanam padi” katanya.

Menurut Rizal, varietas benih yang ditanam pada sebagian lahan cetak sawah ini menggunakan benih lokal yaitu padi Dodo ero dan sebagian petani yang menggunakan benih onpari 32 bantuan dari kementrian pertanian, Adapun sitem tanamnya dengan sistem tanam hambur (tabela).

“Berikutnya kami berharap agar mereka dilakukan pendampingan berkelanjutan sehingga ke depan apa yang kita harapkan bersama yaitu swasembada dapat tercapai,” katanya.

Kegiatan panen raya ini turut dihadiri oleh Gubernur dan Wakil Gubernur + Wakil Gubernur Papua Selatan,Bupati + Wakil Bupati, Anggota Komisi IV DPR RI bpk Sulaiman Hamzah, Ketua BP2 OKP Yosep Yolmen, 600 masyarakat Kaliki, serta 1 SSK Yonif 801. Mereka ikut merasakan pengalaman panen menggunakan combine harvester yang disediakan oleh Kementan.

“Secara umum acara berjalan dengan aman tertib, lancar dan bahkan para kepala daerah beserta Muspida berkesempatan mencoba panen menggunakan combaine harvester,” jelasnya.

Dengan semangat bersama kita wujudkan merauke sebagai lumbung Pangan Nasional & Bravo Pertanian. (*)