KABARIKA.ID, MAKASSAR – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkuat sektor keuangan dan mendorong pertumbuhan kredit di daerah. Langkah ini dinilai penting untuk mendukung investasi serta meningkatkan akses pembiayaan bagi masyarakat dan pelaku usaha.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, menekankan bahwa sistem keuangan daerah harus bertransformasi, terutama dalam pembiayaan yang berbasis kepercayaan, bukan lagi sekadar agunan.

Sudirman berharap OJK dapat memberikan dukungan yang lebih besar, khususnya dalam membangun ekosistem keuangan yang lebih inklusif, termasuk dukungan melalui rencana pendirian bank wakaf mikro di Sulsel untuk mengembangkan sektor UMKM.

“Sistem keuangan yang baik akan membuka akses lebih luas bagi masyarakat untuk bertransaksi, berinvestasi, dan mengembangkan usahanya. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi akan dapat lebih terjaga,” urai Sudirman.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara, mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit di Sulsel hingga akhir 2024 lalu masih berada dibawah nasional. Dimana pertumbuhannya hanya sebesar 4,23% (yoy) dengan nominal mencapai Rp164,29 triliun.

“Pada 2024, kredit di Sulsel hanya tumbuh 4,2%, jauh di bawah pertumbuhan nasional yang mencapai 10% hingga 11%. Beberapa sektor bahkan mengalami kontraksi, seperti sektor konstruksi yang turun -6%, jasa kemasyarakatan, sosial, budaya, dan hiburan yang anjlok -11%, serta sektor listrik, gas, dan air yang mengalami penurunan -5,7%,” urainya.

Kendati demikian, terdapat beberapa sektor yang masih menunjukkan pertumbuhan positif, seperti kredit di sektor pertanian dan kehutanan yang tumbuh 10,4% serta Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 14% pada akhir 2024.

Mirza menegaskan bahwa kecilnya angka pertumbuhan kredit Sulsel pada 2024, harus bisa dijadikan data analisis sektor yang butuh perhatian untuk ditingkatkan pada tahun 2025.

“Itu artinya Sulawesi Selatan harus bisa mendorong kinerja kredit konsumsi dan investasi. Dengan keterbatasan dana APBD dan APBN, butuh peran sektor swasta untuk menggenjot pertumbuhan kredit konsumsi guna mendukung perputaran ekonomi,” katanya.

Kepala OJK Sulselbar, Moch Muchlasin menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk menjalankan kepemimpinan dengan integritas serta memperkuat sinergi antara OJK dan pemangku kepentingan.

Ia menekankan pentingnya menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih kondusif, inovatif, dan produktif demi mempercepat pertumbuhan ekonomi di Sulsel.

“Kami akan terus bekerja sama dengan pemerintah daerah, akademisi, dan stakeholder lainnya untuk memastikan sistem keuangan yang lebih optimal dan inklusif,” pungkas Muchlasin. (*)