KABARIKA.ID, BONE– Shalat sunnah Idul Fitri 1 Syawal 1446 H yang bertepatan dengan 31 Maret 2025 diselenggarakan secara nasional berdasarkan keputusan sidang itsbat Kementerian Agama.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sendiri melaksanakan shalat Idul Fithri di lapangan mini soccer Dusun Bakunge, Desa Mappesangka, Bone.
Mentan Amran hadir beserta keluarga inti termasuk putranya Andi Amar Ma’ruf Sulaiman yang anggota DPR-RI. Hadir pula Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman.

Adapun adik Mentan Amran yang Bupati Bone berlebaran di lapangan Merdeka Bone karena tugasnya sebagai Bupati untuk menyapa masyarakatnya di hari pertama lebaran.
Meski tak hadir secara fisik, Bupati Bone hadir melalui sambutannya yang dibacakan seragam di seluruh tempat penyelenggaraan shalat ied.
Keunikan keluarga ini sedang menjadi buah bibir masyarakat Sulsel, karena tiga bersaudara putra Andi Sulaiman ini menjadi pejabat publik mulai di level Nasional, Propinsi sampai Kabupaten, Menteri, Gubernur dan Bupati. Apalagi ditambah Andi Amar yang menjadi Anggota Legislatif Pusat.
Bahkan dalam khutbah Ied yang disampaikan Ustadz Agung Wirawan, dinyatakan bahwa Desa Mappesangka ini betul-betul mendapatkan berkah, karena mulai dari Menteri, Anggota DPR-RI, Gubernur dan Bupati berasal dari Desa ini, dan juga dari satu rumpun keluarga.
Ustadz Agung menyatakan bahwa ini semua adalah karunia yang harus disyukuri, baik oleh pemimpin dengan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk rakyatnya. Begitu pula bagi rakyatnya, agar selalu mendoakan para pemimpinnya.
Setelah melaksanakan shalat ied, Mentan Amran dan seluruh saudara kandung beserta keluarganya ziarah ke makam kedua orangtua dan kakaknya di kompleks pemakaman yang juga menjadi makam La Mappapenning. La Mappapenning merupakan cucu dari Raja Bone ke-16 La Patau Matanna Tikka Raja yang keturunannya menyebar di seluruh daerah di Sulsel.
Setelah ziarah makam, Mentan Amran lalu kembali ke kediamannya untuk bersilaturrahim dengan keluarga inti dan menerima tamu di Bola Soba miliknya yang ditopang 99 tiang utama berukuran 18 x 18 cm. Di mana 3 tiang di antaranya dibentuk kecil untuk menjadi tiang tangga depan dan belakang. Bola Soba sendiri adalah istilah yang digunakan untuk rumah adat bangsawan dan raja Bugis. (*)