KABARIKA.ID, SUKABUMI — Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono memastikan bahwa pembangunan infrastruktur pengairan di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat telah memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan produktivitas pertanian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Wementan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini menyatakan dengan dukungan irigasi perpipaan dan perpompaan yang dibangun oleh TNI Angkatan Darat, para petani kini mampu panen dua kali dalam setahun, dari sebelumnya hanya satu kali.

“Saya dapat laporan langsung disini sudah bisa panen 2 kali dari yang tadinya hanya 1 kali dalam setahun. Saya kira ini sangat luar biasa, di mana upaya menyediakan air bagi petani berhasil kita lakukan,” ujar Wamentan usai meresmikan fasilitas sarana pengairan bersama TNI AD di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Senin, (21/4/2025)

Wamentan Sudaryono juga menginstruksikan jajaran Direktorat Irigasi Pertanian pada Direktorat Jenderal Lahan dan Irigasi (Dirjen LIP) Kementerian Pertanian untuk memetakan seluruh potensi sumber air di Indonesia, terutama untuk lahan pertanian yang selama ini bergantung pada musim hujan.

“Saya minta Direktur Irigasi, di musim kemarau nanti cari di mana sawahnya, di mana sumber airnya. Kalau kurang uangnya saya siap menghadap Bapak Presiden. Yang pasti dalam 5 tahun ini semua sumber air harus kita manfaatkan, tidak boleh air jatuh ke laut tanpa mengalir ke sawah,” tegasnya.

Sebagai informasi, luasan lahan di desa tersebut mencapai 600 hektare yang tersebar di sejumlah titik. Saat ini sarana perpompaan yang dibangun di Sukabumi sudah mengairi 4.000 hektare lebih. Untuk tahun 2024, TNI sudah membangun 33 titik irigasi perpipaan dan perpompaan di Kecamatan Ciemas.

Adapun sumber air yang dipasang berasal dari Kecamatan Curug Cimarinjung dengan aliran yang memanfaatkan gravitasi tanpa menggunakan bahan bakar sehingga mampu menghemat biaya yang dikeluarkan.

Sementara itu, Direktur Irigasi Pertanian pada Direktorat Jenderal Lahan dan Irigasi Kementerian Pertanian, Dhani Gartina, menilai keberhasilan ini dapat dijadikan proyek percontohan nasional dalam pengelolaan air berbasis potensi lokal.

“Luasan 600 hektare ini apabila petani bisa meningkatkan pertanaman padi menjadi 2 kali, bahkan IP 3 dan dikali 5 ton per hektare maka hasilnya bisa mencapai 9.000 ton Gabah Kering Giling (GKG). Artinya apa? Ini ada potensi peningkatan produksi dan juga mampu meningkatkan kesejahteraan petani di Kecamatan Ciemas saja,” jelas Dhani.

Dhani menambahkan bahwa pemerintah terus berupaya melakukan dukungan melalui fasilitasi irigasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum melalui Inpres 02 tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan, Peningkatan, Rehabilitasi, serta Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi untuk Mendukung Swasembada Pangan, serta fasilitasi kegiatan irigasi perpipaan dan irigasi perpompaan secara merata di seluruh daerah sentra padi sehingga dapat meningkatkan indek pertanaman.

“Bapak Menteri dan juga Bapak Wakil Menteri terus mendorong optimasi lahan tadah hujan melalui irigasi perpipaan dan perpompaan secara baik, sehingga mampu mempercepat capaian swasembada pangan nasional,” tuturnya.

Dengan upaya ini, pemerintah berharap dapat mempercepat optimalisasi lahan tadah hujan dan mendorong peningkatan indeks pertanaman secara nasional. (*)