KABARIKA.ID, BUKITINGGI – Pupuk subsidi makin mudah diakses para petani. Salah satunya lewat program Tebus Bersama Pupuk Subsidi yang digagas PT Pupuk Indonesia (Persero).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Program Tebus Bersama Pupuk Subsidi itu digelar di Bukittinggi Kamis 24 April 2025.

Para petani makin mudah membeli pupuk subsidi untuk meningkatkan hasil pertanian.

Senior Manager Regional 1A Pupuk Indonesia, Benny Farlo menjelaskan pupuk faktor penting bagi petani, khususnya dalam meningkatkan produksi.

“Ini berdampak langsung pada kesejahteraan ekonomi petani,” kata Benny Farlo kepada wartawan Kamis (24/4)/2025.

Benny melanjutkan kemudahan akses pupuk subsidi bagi petani jadi perhatian utama Pupuk Indonesia.

Pemerintahan Prabowo meminta Pupuk Indonesia menyederhanakan mekanisme distribusi bagi para petani.

Petani bisa dengan mudah memperoleh pupuk subsidi. Syaratnya cukup membawa KTP dan uang tunai bagi para petani yang terdaftar Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

KTP dan uang tunai itu dibawa ke kios untuk memperoleh pupuk subsidi.

Perwakilan Pupuk Indonesia menggelar kegiatan simbolis tebus pupuk di Kios Pupuk Subsidi Nikifora, Sanjai, Bukittinggi.

Turut hadir perwakilan Pemerintah Kota Bukittinggi dan Dinas Pertanian setempat.

“Untuk berbagai kendala di lapangan, kami terbuka dan siap merespons cepat, termasuk soal harga eceran tertinggi (HET) maupun potensi kelangkaan,” kata Benny.

Sementara itu, Manager Penjualan Wilayah Sumbar, Riau, dan Kepulauan Riau, Fajar Ahmad, menekankan pentingnya kolaborasi seluruh pihak, dari distributor hingga pengecer, demi mewujudkan swasembada pangan.

“Program ini bertujuan agar petani bisa mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau dan kepastian ketersediaan,” kata Fajar.

Kepala Dinas Pertanian Bukittinggi, Hendry, menyambut baik inisiatif ini dan memastikan bahwa stok pupuk bersubsidi di wilayahnya dalam kondisi aman.

“Alhamdulillah, sesuai permintaan petani, stok pupuk bersubsidi aman. Kami apresiasi langkah Pupuk Indonesia dalam memfasilitasi ini,” ujarnya.

Ia juga berharap ke depan tidak ada kelangkaan, sehingga petani bisa segera menanam kembali setelah panen. Untuk tahun 2025, Hendry menargetkan realisasi 100 persen penerima pupuk subsidi.

Saat ini, realisasi tercatat 15,9 persen untuk urea dan 23,5 persen untuk NPK.