KABARIKA.ID, JAKARTA– Pemerintah tak mengendurkan langkah untuk memastikan swasembada beras bisa diraih secepat-cepatnya. Meski stok beras nasional di gudang Bulog nyaris menyentuh angka 4 juta ton, penyerapan gabah petani terus digenjot. Langkah ini ditegaskan sebagai bentuk komitmen negara dalam melindungi petani sekaligus menjaga ketahanan pangan nasional.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kementerian Pertanian, Moch. Arief Cahyono, menyatakan bahwa tingginya stok tak menjadi alasan untuk menghentikan serapan gabah. Justru, pemerintah mempercepat langkah guna mengantisipasi lonjakan produksi dan menjaga harga gabah tetap stabil di tingkat petani.
“Meski stok gudang Bulog telah mencapai 4 juta ton, penyerapan gabah petani harus terus berjalan. Kementan bersama Bulog berkomitmen memastikan petani tidak merugi dan hasil panennya terserap dengan harga yang menguntungkan,” ujar Arief dalam keterangan pers, 30 April 2025.
Kinerja penyerapan gabah tahun ini memang sangat baik. Bahkan, penyerapan bulan April mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, mencapai lebih dari 1,3 juta ton hanya dalam satu bulan.
“Angka ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memastikan bahwa setiap hasil panen petani terserap optimal, terutama di masa panen raya. Lonjakan penyerapan ini juga menegaskan efektivitas koordinasi lintas sektor antara Kemenko Pangan, Kementerian Pertanian, Perum Bulog, pemerintah daerah, dan semua pihak yang terlibat,” jelas Arief.
Untuk mengantisipasi keterbatasan kapasitas penyimpanan, Bulog telah mengambil langkah taktis dengan menyewa gudang tambahan berkapasitas 1,15 juta ton. Langkah ini penting agar penyerapan tidak terhambat oleh kendala teknis penyimpanan.
Lebih jauh lagi, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebelumnya mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan langsung untuk segera membangun gudang-gudang sementara. Hal ini bertujuan untuk memperluas daya tampung dalam menampung panen melimpah yang diproyeksikan terus meningkat sepanjang 2025.
Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional Januari–Mei 2025 diperkirakan mencapai 16,62 juta ton—naik signifikan 12,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Penyerapan gabah pun dilakukan dengan harga kompetitif, sesuai atau di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp6.500 per kilogram.
Serapan harian saat ini mencapai 51.530 ton, sementara stok beras Bulog sudah berada di atas 3,3 juta ton.
“Dengan penyerapan yang terus berjalan, kita tidak hanya menjaga stok nasional, tetapi juga menjamin keberlanjutan hidup petani dan menjaga iklim usaha tani tetap sehat,” pungkas Arief. (*)