KABARIKA.ID, JAKARTA — Pupuk subsidi terserap dengan baik di Kabupaten Madiun Jawa Timur.
Periode Januari sampai Maret 2025, serapan pupuk subsidi di Madiun sudah menembus 35 persen.
Petani makin mudah mendapatkan pupuk subsidi untuk meningkatkan produksi pertanian.
Saat ini petani bersiap menyambut masa tanam pertama di musim kemarau.
Angka 35,76 persen itu dirilis Dinas Pertanian dan Perikanan (Disperta) setempat.
Kepala Bidang Prasarana Sarana Pertanian (PSP) Disperta Madiun, Parna, menyambut baik progres tersebut.
Menurutnya serapan pupuk subsidi dari Januari hingga Maret 2025 sudah berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan.
“Penyerapan pupuk jenis urea telah mencapai 29,3 persen atau sekitar 6.885,6 ton dari alokasi 23.440 ton,” kata Parna kepada wartawan Sabtu 3 Mei 2025.
Adapun pupuk jenis NPK telah terserap sebanyak 38,6 persen atau 5.948,6 ton dari alokasi 15.395 ton.
Pupuk subsidi jenis organik paling banyak diserap eptani. Persentasenya mencapai 54,8 persen.
Total serapan 3.435,6 ton dari alokasi 6.264 ton.
Sementara itu, penyerapan untuk NPK Khusus tanaman kakao tercatat sangat rendah, hanya 2,6 persen atau 11 ton dari alokasi 419 ton.
“Penyerapannya memang lambat, karena tren tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa pupuk NPK Khusus untuk kakao baru optimal terserap pada akhir tahun, ketika musim penghujan tiba dan saat yang tepat untuk penanaman kakao,” kata Parna.
Penyerapan pupuk jenis urea, lanjutnya, tercatat paling tinggi secara kuantitas, seiring dengan alokasi yang juga paling besar dibandingkan dengan jenis pupuk lainnya.
Pupuk organik, meski sudah menyentuh lebih dari separuh alokasinya, tetap tertinggal jika dibandingkan dengan urea dan NPK karena alokasi yang terbatas.
“Kebutuhan pupuk organik sebenarnya sangat tinggi, namun alokasi yang diterima masih terbatas, sementara alokasi untuk urea dan NPK yang di atas 15 ribu ton masih jauh dari kebutuhan petani,” tandasnya. (*)