Site icon KABARIKA

Capaian Serapan Beras 1 Tahun Diraih dalam 4 Bulan, Tembus Rekor Tertinggi

KABARIKA.ID, JAKARTA–  Indonesia mencatat sejarah baru dalam ketahanan pangan nasional. Hanya dalam waktu empat bulan, stok cadangan beras pemerintah melonjak dari 1,7 juta ton pada Januari menjadi 3,5 juta ton per 4 Mei 2025. Kenaikan 1,8 juta ton ini sepenuhnya berasal dari hasil produksi petani lokal, tanpa impor beras medium.

“Angka serapan sebesar itu sebelumnya umumnya dicapai dalam waktu satu tahun penuh. Namun pada 2025, capaian tersebut berhasil diraih hanya dalam empat bulan,” ujar Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (5/5/2025).

Berdasarkan data historis Bulog sejak 1969, lonjakan stok ini menjadi yang tercepat dan tertinggi dalam periode Januari–Mei selama 57 tahun terakhir, bahkan sejak Bulog berdiri.

Mentan Amran menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan lompatan besar yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam sistem produksi dan penyerapan beras nasional.

Kementerian Pertanian mencatat bahwa sepanjang April 2025 saja, Bulog telah menyerap 1,06 juta ton beras. Total serapan dari Januari hingga awal Mei mencapai 1,8 juta ton, seluruhnya berasal dari panen petani dalam negeri. Capaian ini mencerminkan keberhasilan kebijakan pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

Dengan hasil tersebut, Indonesia tidak hanya mencetak rekor stok tertinggi, tetapi juga menunjukkan akselerasi pemulihan dan penguatan sektor pertanian. Mentan Amran memastikan stok beras akan terus dimonitor secara ketat untuk mendukung target cadangan pemerintah sebesar 4 juta ton dalam waktu dekat.

“Ini bukti nyata bahwa swasembada pangan benar-benar sudah di depan mata,” tegas Mentan Amran.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menambahkan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari berbagai kebijakan strategis yang digagas Presiden Prabowo Subianto dan diimplementasikan secara masif oleh Kementerian Pertanian.

“Kebijakan tersebut mencakup peningkatan kuota pupuk bersubsidi hingga 100 persen, reformasi sistem distribusi pupuk, hingga penyesuaian HPP gabah petani menjadi Rp6.500 per kilogram,” ungkap Wamentan Sudaryono.(*)

 

Exit mobile version