KABARIKA.ID, MAKASSAR – Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) bersama sejumlah pemain sepak bola lainnya menyuarakan solidaritas terhadap Yuran Fernandes, kapten PSM Makassar, yang dijatuhi sanksi larangan bermain 12 bulan oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Achmad Jufriyanto, bek Persib Bandung dan Wakil Presiden APPI, menegaskan bahwa apa yang diungkapkan Yuran seharusnya dipandang sebagai introspeksi dan masukan untuk pemangku kepentingan sepak bola di Indonesia.
“Tentu sebagai sesama pesepakbola, kami ikut berkeberatan atas putusan Komdis tersebut karena putusan tersebut dikhawatirkan akan mengancam kebebasan berpendapat para pemain. Kami akan memberikan support dan dukungan penuh kepada Yuran Fernandes,” ujar Jufriyanto.

Sanksi ini muncul setelah Yuran mengkritik kinerja wasit melalui unggahan di Instagram setelah pertandingan melawan PSS Sleman. Yuran setelah pertandingan pekan ke-31 BRI Liga 1 2024/2025 melawan PSS Sleman pada 3 Mei 2025. Dalam duel tersebut, ada dua insiden kontroversial terjadi.
Pada menit ke-13, gol sundulan Yuran Fernandes dianulir wasit Nendi Rohendi karena sang pemain dianggap lebih dulu melakukan dorongan ke salah satu pemain PSS. Menit ke-60, gol Gustavo Tocantins disahkan meski sang pemain lebih dulu melanggar bek PSM yakni Syahrul Lasinari.
Bek asal Cape Verde tersebut kemudian mengkritik kinerja dan profesionalisme perangkat pertandingan di akun media sosial Instagram pribadinya, @yur4nfenandes. Tapi, unggahan tersebut kemudian dihapus, dan sang pemain meminta secara terbuka karena telah menimbulkan kegaduhan.
APPI menilai bahwa tindakan Yuran seharusnya tidak dihukum dengan berat. Saat ini, manajemen PSM Makassar sedang menyiapkan banding atas sanksi tersebut, dengan dukungan penuh dari APPI yang berencana melaporkan masalah ini ke FIFA.
Pelatih kepala PSM Makassar Bernardo Tavares bahkan heran dengan beratnya hukuman yang diterima pemilik nomor punggung 4 tersebut.
“Saya ingin mempertanyakan kenapa (hukumannya) harus 12 bulan kepada Yuran? Dia tidak layak mendapatkannya, dan ini tidak pernah terjadi di manapun,” tukas Tavares (*)