KABARIKA.ID, TAKALAR –– Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) merupakan program nasional yang dilaksanakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk meningkatkan pemahaman nelayan tentang informasi cuaca dan iklim. Program ini bertujuan untuk membantu nelayan dalam merencanakan aktivitas melaut dengan lebih aman dan efisien.
SLCN 2025 baru saja digelar di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Sabtu (14/6/2025).
Anggota Komisi V DPR RI, Hamka B Kady hadir sebagai pembicara utama. Ada juga Bupati Kabupaten Takalar Muhammad Firdaus Dg Manye, Direktur Meteorologi Maritim Eko Prasetyo, Kepala Balai Besar MKG Wilayah IV Makassar Irwan Slamet, Kepala Stasiun Meteorologi Makassar Andi Cahyadi.
“Saya mengapresiasi BMKG telah melaksanakan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan 2025. Tujuannya tentu demi meningkatkan kesejahteraan serta keselamatan nelayan,” kata Hamka B Kady.
Menurutnya, teknologi khususnya aplikasi Indonesia Weather Information for Shipping (INA-WIS), yang memberikan informasi mengenai lokasi ikan dan kondisi cuaca maritim, penting untuk diterapkan setiap saat.
Dengan memahami informasi cuaca ekstrem, nelayan diharapkan dapat menghindari aktivitas melaut pada saat cuaca buruk, sehingga mengurangi risiko kecelakaan di laut.
“Informasi seperti ini penting disampaikan kepada masayarakat, khususnya masyarakat pesisir dan nelayan. Sehingga acara seperti ini perlu sering-sering diselenggarakan dan pesertanya paling tidak 100 orang,” ujar Legislator Partai Golkar asal Sulsel itu.
“Supaya nelayan tidak lagi mengandalkan cara-cara terdahulunya sebelum berangkat melaut menangkap ikan. Tapi mengandalkan teknologi yang dimiliki BMKG. Dengan begitu, insyaallah nelayan kita akan mendapatkan penghasilan yang lebih baik,” tutupnya.
Daeng Manye, Bupati Takalar juga menyampaikan penghargaan kepada BMKG telah memilih Takalar sebagai lokasi penyelenggaraan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan 2025.
“Terima kasih kepada BMKG telah memilih kabupaten Takalar sebagai tempat penyelenggaraan sekolah lapang cuaca nelayan. Sebagaimana kita ketahui, Talalar adalah daerah maritim. Banyak masyarakat Takalar yang menggantungkan hidupnya dari melaut,” ungkapnya.
Ia menyampaikan, keberadaan BMKG memberikan informasi tentang cuaca akan sangat membantu masyarakat nelayan mencari ikan dan meningkatkan kesejahteraan mereka
Dengan adanya Sekolah Lapang Cuaca Nelayan, Dg Manye berharap para nelayan bisa memahami kondisi cuaca dan iklim yang mempengaruhi aktivitas mereka, menggunakan teknologi untuk merencanakan perjalanan melaut dengan lebih baik, serta meningkatkan keselamatan di laut serta hasil tangkapan ikan, yang pada gilirannya berdampak positif terhadap perekonomian mereka. (*)