KABARIKA.ID, JAKARTA -Digelar di Hotel Harris Kelapa Gading Jakarta, para profesional supply chain dari dalam dan luar negeri kembali berkumpul dalam ajang Supply Chain Manager (SCM) Summit 2025 yang berlangsung pada 21 Juni 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dengan mengangkat tema “Innovate, Thrive, Sustain”, forum ini berperan sebagai ruang strategis untuk berbagi pengetahuan, mendiskusikan tantangan global, serta menggali solusi inovatif guna memperkuat rantai pasok lintas sektor industri.

Dalam sambutannya, pendiri Bincang Supply Chain (BSC), Nurhadi, menyampaikan bahwa SCM Summit 2025 berhasil mempertemukan lebih dari 130 peserta dari berbagai bidang, mulai dari manufaktur, barang konsumsi, teknologi logistik, hingga delegasi internasional dari Malaysia dan Singapura.

Sebagai informasi, Bincang Supply Chain merupakan wadah komunitas yang berada di bawah naungan The Society For Indonesian Supply Chain Leaders.

Nurhadi menekankan bahwa forum ini penting sebagai ajang berkumpulnya para pelaku dan pengambil keputusan dalam bidang supply chain nasional.

“Kami mengundang profesional dari berbagai lini fungsi, mulai dari pengadaan, logistik, perencanaan, operasional hingga produksi. Mayoritas berasal dari sektor swasta, yang menandakan betapa krusialnya peran perusahaan privat dalam ekosistem rantai pasok Indonesia,” ujarnya.

Nurhadi menegaskan bahwa SCM Summit 2025 tidak hanya membahas aspek teknis, namun juga menjadi wadah refleksi terhadap tantangan geopolitik yang turut memengaruhi arus logistik global.

Ia mengungkapkan bahwa konflik di Timur Tengah serta tensi perdagangan global seperti perang dagang AS–Tiongkok turut berdampak pada jalur distribusi nasional, khususnya karena banyak pengiriman masih melewati kawasan tersebut. Namun, besar kecilnya dampak sangat tergantung pada jenis industrinya.

Isu keberlanjutan pun mendapat sorotan penting dalam forum ini. Nurhadi menyatakan bahwa aspek sustainability kini menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi supply chain modern.

“Tema kali ini tidak hanya soal bertahan dan tumbuh, tetapi juga bagaimana memastikan rantai pasok kita tetap relevan dan berwawasan lingkungan,” ujarnya.

Di event ini juga dilakukan launching buku bertajuk “Supply Chain Stories: Insight from Industrial Leaders” yang merupakan bunga rampai dari hasil wawancara beberapa praktisi supply chain Indonesia yang dirangkum oleh Komunitas Bincang Supply Chain.

Agenda summit ini juga diisi dengan diskusi panel yang menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri, antara lain:

  • Franklin Kurniawan (CEO & Co-Founder Opex Consulting Group, Singapura)

  • Yan Hendry Jauwena (Chief Sales Officer, CJ Logistics)

  • Dan Boon Jiahao (Founder & Chairman Global Supply Chain Leadership Alliance, Singapura; Director, Boon Software)

  • Melissa Ng (Regional Sales Director, Modula APAC)

  • Dr. Selamat W. Hia (Kepala Operasi PK Group, pakar Lean Six Sigma dan SCM)

  • Arnold Rudianto (Vice President of Business and Commercial, Mostrans)

  • Ir. Fadli Hamsani (GM Enterprise Solution Management Telkomsel dan Ketua WANTRII)

  • Rosleri Yanti (Operations Lead, Pabrik Cikarang, Mondelez International)

Transformasi digital menjadi topik sentral yang dibahas secara komprehensif sepanjang acara.
Para peserta diajak memahami bahwa digitalisasi supply chain bukan hanya tentang mengadopsi teknologi terbaru, melainkan tentang mengubah mindset dan budaya kerja organisasi secara keseluruhan.
Transformasi digital yang sukses memerlukan komitmen dari top management, investasi dalam pengembangan SDM, dan perubahan proses bisnis yang terstruktur.
Internet of Things (IoT) juga menjadi pembahasan menarik karena kemampuannya memberikan real-time visibility terhadap kondisi barang selama proses distribusi.
Data yang dikumpulkan secara real-time ini kemudian dapat dianalisis untuk mengoptimalkan kondisi penyimpanan dan transportasi.
Diskusi tentang sustainability dalam supply chain management menunjukkan bahwa aspek “sustain” dalam tema acara bukanlah sekadar tambahan, melainkan kebutuhan mendesak.
Para peserta diingatkan bahwa konsumen modern semakin peduli dengan jejak lingkungan dari produk yang mereka beli. Perusahaan yang mampu membangun green supply chain tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan, tetapi juga memperoleh competitive advantage di pasar.
Sesi interaktif antara pembicara dan peserta menghasilkan diskusi yang sangat dinamis. Banyak peserta yang berbagi pengalaman praktis dari perusahaan masing-masing, baik success story maupun lesson learned dari kegagalan implementasi teknologi.
Pertukaran pengalaman ini menjadi sangat berharga karena memberikan perspektif real-world yang tidak bisa didapat dari teori semata.
Salah satu insight menarik yang muncul adalah pentingnya collaboration antar stakeholder dalam ekosistem supply chain. Era digital menuntut perusahaan untuk tidak lagi bekerja secara sendiri sendiri, melainkan membangun partnership yang saling menguntungkan dengan supplier, distributor, bahkan kompetitor dalam konteks tertentu. Platform digital memungkinkan sharing information yang lebih transparan dan efisien antar partner bisnis.

Melalui keterlibatan aktif komunitas BSC yang berada di bawah Society for Indonesian Supply Chain Leaders, SCM Summit 2025 mampu membangun kolaborasi lintas sektor dalam menjawab tantangan global yang kian kompleks.