KABARIKA.ID, JAKARTA–  Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menggelar rapat maraton selama dua hari berturut-turut pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu (28–29 Juni 2025), untuk menyusun strategi percepatan swasembada gula nasional dan penguatan hilirisasi komoditas perkebunan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rapat digelar di kediaman pribadinya dan dihadiri jajaran pimpinan Kementerian Pertanian serta mitra kerja teknis terkait.

Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto untuk memperkuat hilirisasi di berbagai sektor strategis, termasuk sektor pertanian, guna meningkatkan nilai tambah, memperluas lapangan kerja, dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

Mentan Amran menegaskan bahwa agenda strategis ini harus dirancang terukur dan berdampak langsung pada peningkatan produksi, hilirisasi, dan kesejahteraan petani.

“Kita tidak punya waktu untuk menunda, ini langkah serius menyusun masa depan industri pertanian dan mempercepat kemandirian nasional,” tegas Amran.

Dalam rapat tersebut, Mentan menekankan pentingnya ekstensifikasi dan hilirisasi sejumlah komoditas strategis seperti tebu, kelapa sawit, kakao, kopi, kelapa, dan mete.

Untuk komoditas gula, pemerintah menargetkan pembukaan lahan baru seluas 500.000 hektare dan pembangunan 10 pabrik gula serta 3 pabrik bioetanol.

Target swasembada gula konsumsi diharapkan tercapai pada 2028 dan berlanjut menuju swasembada total, termasuk untuk industri dan energi, pada 2030.

Menurut data Kementan, produksi gula nasional tahun ini diperkirakan mencapai 2,75 juta ton—tertinggi dalam lima tahun terakhir. Amran menargetkan peningkatan produktivitas tebu dari 4 ton per hektare menuju 14 ton, seperti capaian masa kejayaan gula nasional pada 1930-an.

Sementara itu, untuk komoditas sawit, pemerintah menyiapkan program konversi lahan karet tidak produktif menjadi 2 juta hektare sawit baru, serta pembangunan 20 pabrik biodiesel untuk memperkuat ketahanan energi nasional.

“Sawit bukan hanya tentang CPO. Ini soal masa depan energi kita. Kita ingin membangun biodiesel, potensi kita besar”, ujarnya.

Mentan juga meminta agar generasi muda diberi peran lebih besar dalam pembangunan sektor perkebunan. Salah satunya melalui skema pengelolaan lahan maksimal 5 hektare per individu untuk petani milenial.

Selain itu, Mentan menekankan pentingnya peran PT Perkebunan Nusantara dalam menyusun kebutuhan bibit dan pengolahan lahan secara presisi.

Indikator keberhasilan program ini juga diukur dari penciptaan lapangan kerja melalui penyerapan Hari Orang Kerja (HOK) dalam tiga tahun ke depan.

Amran memberikan batas waktu dua hari kepada jajarannya untuk merampungkan seluruh rencana secara detail agar implementasi bisa segera dilakukan.

“Kalau kita lambat, kita akan tertinggal. Tapi kalau kita bergerak cepat dan kompak, kita bisa pimpin.” pungkas Amran.

Melalui strategi ini, Kementerian Pertanian menargetkan peningkatan nilai tambah produk perkebunan sekaligus mempercepat terwujudnya kemandirian pangan dan energi nasional berbasis sumber daya dalam negeri.

Upaya ini juga merupakan bagian dari kontribusi nyata sektor pertanian dalam menjawab visi besar Presiden RI untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi berbasis hilirisasi yang berdaulat dan berdaya saing tinggi. (*)