KABARIKA.ID, MAKASSAR–Menarik, tiga Alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) yang dikenal inspiratif hadir dalam forum bisnis yang di inisiasi oleh Pengurus Pusat (PP) Ikatan Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketiga alumni tersebut yakni Bupati Takalar, Ir. H. Mohammad Firdaus Daeng Manye M.M, Co-Founder Mini Farm’ta, Fahmid Mappa, Inisiator Sekolah Alam, Muhammad Ramli Rahim.
Mereka hadir dalam acara Forum Entrepreneurship PP IKA Unhas untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang sepak terjang yang telah dilakoninya.

Diketahui, Daeng Manye merupakan alumni Fakultas Teknik, Fahmid Mappa alumni Fakultas Peternakan, sementara Muhammad Ramli Rahim merupakan alumni Fakultas MIPA.
Acara yang dilaksanakan Sabtu, 28 Juni 2025 di Gedung Pertemuan Alumni (GPA) Kampus Unhas Tamalanrea itu, mengangkat tema sentral “Kolaborasi Alumni untuk Menciptakan Generasi Entrepreneurship”.
Saat acara berlangsung, ketiga pembicara masing-masing memaparkan materi yang secara khusus sudah ditawarkan sejak awal oleh panitia.
Founder Mini Farm’ta, Fahmid Mappa, selaku narasumber pertama menjelaskan pengalaman bisnis yang dirintisnya sesuai latar belakang keilmuan yang ia geluti selama ini.
“Bisnis saya berupa Mini Farm’ta, sebuah Gerakan yang sengaja saya desain untuk memberdayakan masyarakat melalui budidaya ayam petelur dengan skala yang kecil di lingkungan rumah,” kata Fahmi.
Dengan penuh antusiasme, Fahmi menyampaikan sepak terjang bisnis yang dibuatnya itu.
“Selama ini saya aktif menggerakkan bisnis ini bersama Pemkot Makassar serta Dinas Perikanan dan Pertanian sejak 2023. Saat ini, usaha ini terus berprogres. Sudah ada lebih dari 47 kandang mini yang berisi 8 hingga 16 ekor ayam per keluarga tellah menyebar di 14 kecamatan yang ada di Makassar,” ungkapnya disertai aplaus dari peserta forum.
Sebagai alumni Fakultas Peternakan, ia ingin mengimplementasikan keilmuannya dalam langkah yang nyata di Masyarakat.
Melalui Mini Farm’ta, Fahmi yang dikenal aktif di berbagai komunitas petani dan mahasiswa, ingin menciptakan kemandirian pangan, menekan lonjakan biaya kebutuhan rumah tangga, dan mewujudkan peluang usaha bagi masyarakat khususnya untuk anak muda.
Satu hal yang menurutnya menarik dari bisnisnya itu. Bahwa Mini Farm’ta mendongkrak ketahanan pangan dimulai dari halaman rumah berbasis semangat gotong royong dan inovasi lokal.
Selain itu, tak kalah menarik, Muhammad Ramli Rahim juga memaparkan pengetahuan dan pengalamannya di sektor Pendidikan utamanya dalam perintisan Sekolah Alam di Bissoloro’ Kabupaten Gowa.
“Sebetulnya, sekolah merupakan sekolah unggulan yang dibangun oleh Pak Mentan Andi Amran Sulaiman dan menjadi milik Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS). Sekolah ini dirancang sebagai SMA gratis dengan berbasis bahasan Inggris, Mandarin, Arab, dan tentunya Bugis-Makassar,” terang Ramli.
MRR membeberkan, bahwa sekolah itu akan menerapkan sistem pendidikan yang berdisiplin tinggi serta pembelajaran agama dari para alumni universitas internasional. Hal itu diungkapkannya sebagai inisiatif Mentan sebagai Ketua Umum KKSS.
“Kenapa sekolah ini dibangun di atas daratan tinggi yang ada di Bissoloro sana, karena kita ingin generasi yang lahir dari sekolah ini menjadi orang-orang yang benar-benar terlatih. Seperti yang disampaikan Pak Amran kepada saya, beliau ingin membangun sekolah dengan kedisiplinan ala militer,” bebernya.
Bahkan, dengan tegas ia menyatakan, melalui sekolah alam itu, akan mencetak generasi Sulawesi atau bahkan Indonesia pada umumnya menjadi orang-orang yang dapat bersaing di perguruan tinggi dunia.
“Kita ingin mencetak generasi yang unggul secara akademik dan berakhlak mulia yang nantinya akan bersaing secara global dan dapat menjajaki perguruan tinggi luar negeri. Tapi bukan berarti Unhas tidak baik. Hanya saja, kita ingin generasi kita ke depan jauh lebih baik dari kita-kita semua yang ada di sini,” tegas Mantan Ketua Senat FMIPA itu.
Sementara itu, pada sesi terakhir, sosok Bupati Takalar yang familiar disapa Daeng Manye, hadir dengan membawa semangat digitalisasi dalam memimpin daerah.
Dengan bangga, ia mengawali penyampaiannya dengan mengemukakan visi yang ia usung selama memimpin Kabupaten Takalar lima tahu ke depan.
“Saya punya visi Takalar Maju dan Berdaya Saing Melalui Ekonomi Digital. Sangat jarang ada pemerintah yang mengusung digitalisasi. Tapi saya memberanikan diri untuk itu. Sebab digitalisasi menjadi hal penting di era sekarang untuk mendorong percepatan,” jelas Daeng Manye.
Sosok yang pernah menduduki jabatan Presiden Direktur Telkom Properti itu, benar-benar mengandalkan digitalisasi sebagai jalan perubahan suatu daerah.
Menurutnya, digitalisasi dapat membuka akses ekonomi lantaran sudah banyak dunia industri, perusahaan, umkm yang menggunakan sistem digital. Sehingga hal itu dianggapnya dapat memudahkan masyarakat untuk bersaing secara ekonomi.
Hal itulah yang terus didorong di Kabupaten Takalar sebagai langkah strategis untuk mendongkrak perekonomia daerah.
“Kami menganggap bahwa ekonomi digital itu penting, apalagi di bidang layanan. Jadi menggunakan digital, mengakibatkan adanya akselerasi pertumbuhan ekonomi dan kepercayaan publik. Yang terjadi? Investor akan masuk, masyarakat akan percaya dan disitulah transaksi akan terjadi,” lanjut Daeng Manye.
Bagi Daeng Manye, dalam konteks ekonomi, Indonesia akan tumbuh tiga sampai empat persen jika tidak disertai dengan kekuatan digital.
“Tapi begitu digital dimasukkan ke dalam semua proses, pertumbuhan ekonomi akan tumbuh dua kali lipat. Inilah yang kami garap di Takalar, bagaimana kemudian agar jagung Takalar bisa dikemas dengan baik lalu dijual di marketplace, shoope, dan atau di layanan apa saja yang berkenaan dengan aktivitas jual beli,” pungkasnya.
Selama acara itu berlangsung, hadir Wakil Rektor Unhas Bidang Sumber Daya Manusia, Alumni, dan Sistem Informasi Prof. Dr. Farida Patittingi, S.H., M.Hum, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP IKA Unhas Prof. Dr. Ir. Yusran Jusuf M.Si., IPU, serta alumni lintas fakultas.