Site icon KABARIKA

Retno Marsudi Resmi Mengemban Tugas Baru sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Urusan Air Global

KABARIKA.ID, MAKASSAR — Retno Marsudi baru saja mengakhiri tugas sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) RI dalam Kabinet Indonesia Maju pada pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ia

Retno adalah perempuan pertama Indonesia yang menjabat sebagai Menlu RI, dan menjabat selama dua periode, yakni 2014-2019 dan 2019-2024.

Usai menyelesaikan tugas dengan baik sebagai Menlu RI, Retno Marsudi kini secara resmi mengemban tugas barunya sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres untuk Urusan Air, terhitung mulai 1 November 2024.

Informasi itu ia sampaikan dalam bahasa Inggris melalui unggahan foto diri di media sosial Instagramnya, @retno_marsudi, pada Jumat (1/11/2024). Foto dirinya itu dengan bendera PBB di belakangnya.

“Hari ini, 1 November 2024, saya memulai peran baru sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk isu air yang paling utama,” tulis Retno di bawah foto unggahan dirinya.

Terkait dengan tugas barunya itu, Retno menyerukan agar komunitas global menempatkan isu air di pucuk tertinggi agenda politik global, dan bekerja sama untuk memastikan air menjadi maslahat bersama untuk semua.

Foto Retno Marsudi dengan bendera PBB di belakangnya, pada unggahan Instagramnya, @retno_marsudi, pada Jumat (1/11/2024). (Foto: tangkapan layar Instagram, @retno_marsudi)

Retno menegaskan bahwa air adalah kehidupan (water is life).

Sekjen PBB Antonio Guterres menunjuk Retno Marsudi sebagai utusan khususnya untuk isu air, pada 13 September 2024.

Penunjukan Sekjen PBB itu menjadikan Retno Marsudi sebagai orang Indonesia pertama yang ditunjuk sebagai utusan khusus Sekjen PBB.

Sejumlah tugas yang telah menghadang Retno sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB, antara lain memperkuat kemitraan dan upaya bersama untuk memajukan agenda air dunia, termasuk menindaklanjuti hasil UN Water Conference 2023 di Bali.

Retno juga bertugas meningkatkan kerja sama dunia dan sinergi antara proses internasional dalam mendukung target air internasional, termasuk SDG 6 dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030.

Bukan hanya itu, Retno juga diamanahi untuk memperjuangkan masalah air agar menjadi agenda politik utama, baik di dalam maupun di luar PBB.

Retno juga bertugas memobilisasi aksi dan sumber pendanaan guna menangani krisis air dunia, serta mendorong pemenuhan target dunia terkait air.

Dalam pernyataan penunjukan Retno untuk tugas barunya itu, Sekjen PBB Antonio Guterres mengakui peran Retno sebagai Menlu RI dalam diplomasi global selama 10 tahun terakhir, khususnya dalam penyelenggaraan Forum Air Dunia ke-10 di Bali pada Mei lalu, di mana deklarasi tingkat menteri berhasil disepakati.

Sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB, Retno Marsudi kini berkantor di sekretariat PBB di New York, Amerika Serikat.

Profil Retno Marsudi

Retno Lestari Priansari Marsudi, S.H., LL.M. atau yang lebih dikenal dengan Retno Marsudi, lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada 27 November 1962.

Ia menyelesaikan pendidikan S-1 di UGM, Yogyakarta, 1985. Kemudian lanjut S-2 ilmu Hukum Uni Eropa di Haagse Hogeschool, Belanda. Retno juga sempat mendalami studi hak asasi manusia di Universitas Oslo.

Pada 2005-2008, Retno menjabat Dubes RI untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Eslandia.

Selanjutnya, Retno menjabat Dirjen Amerika dan Eropa pada Kemlu RI (2008–2012), yang bertanggung jawab mengawasi hubungan Indonesia dengan 82 negara di Eropa dan Amerika.

Pada Desember 2011, Retno Marsudi dianugerahi Order of Merit (Grand Officer), bintang jasa tertinggi kedua di Norwegia, oleh Raja Norwegia. Retno Marsudi adalah orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan tinggi tersebut.

Sebelum dilantik sebagai Menlu RI periode pertama pada 2014, Retno Marsudi menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda di Den Haag.

Pada 2017, Retno mendapatkan penghargaan sebagai agen perubahan di bidang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan yang diberikan oleh UN Women dan Partnership Global Forum (PGF).

UN Women adalah lembaga PBB yang bertugas memajukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Sedangkan PGF adalah lembaga non-profit yang bertujuan memajukan kemitraan inovatif bagi pembangunan.

Penghargaan ini diserahkan oleh Asisten Sekjen PBB yang juga Deputi Direktur Eksekutif UN Women, Lakhsmi Puri pada acara jamuan makan siang di sela-sela pelaksanaan Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di Markas Besar PBB, New York 2017.

Exit mobile version