KABARIKA.ID, MAKASSAR — Jelang pelaksanaan ibadah haji tahun 1446 H./2025 M. yang tinggal sekitar 4,5 bulan ke depan, Kementerian Agama (Kemenag) akan menerbitkan buku paket manasik haji.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain tata cara pelaksanaan ibadah haji, ada tiga poin penting yang juga akan diuraikan dalam buku manasik tersebut, yaitu istitha’ah kesehatan, fikih taysir, dan nilai-nilai filosofis ibadah haji.
Keterangan itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag, Hilman Latief saat membuka kegiatan Penyempurnaan Buku Paket Manasik Haji Tahun 1446 H./2025 M., Kamis (6/02/2025) di Bekasi, Jawa Barat.
“Pada penyelenggaraan haji 2025, angka kematian jemaah kita upayakan dapat ditekan dengan adanya kebijakan ini (istitha’ah kesehatan), sehingga nanti perlu kita kuatkan kembali dalam bentuk edukasi pada bimbingan manasik haji,” ujar Hilman.
Hilman menambahkan, demensia menjadi penyakit yang banyak dialami oleh jemaah haji Indonesia pada 2024, terutama jemaah haji Lansia dengan usia 65 tahun ke atas.
“Kondisi tersebut perlu kita antisipasi mengingat jumlah jemaah Lansia yang berangkat pada musim haji tahun ini masih cukup tinggi,” tegas Hilman.
Ia berharap buku paket manasik haji ini dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya di Arab Saudi, agar jemaah dapat melakukan persiapan dengan lebih matang.
Edukasi Fikih Taysir
Sementara itu, Direktur Bina Haji Musta’in Ahmad mengatakan bahwa buku paket manasik haji tahun ini juga bertemakan fikih haji taysir, yakni tata-cara beribadah haji yang memberikan kemuliaan, kemudahan dan kenyamanan kepada jemaah haji yang berusia lanjut, sakit atau berisiko tinggi (Risti).
“Buku yang akan disusun itu akan memuat tentang pandangan-pandangan fikih taysir dalam perhajian, tentang nilai-nilai filosofis dan sufistik dari haji yang akan membangun kuatnya kemabruran jemaah haji,” jelas Musta’in.
Ia berharap buku ini dapat menjadi pelengkap bagi jemaah dalam rangka persiapan pelaksanaan haji tahun 1446 H./2025 M.
“Harapannya, buku ini bisa mengantarkan tercapainya predikat haji mabrur dan mewujudkan perhelatan ibadah haji yang diikuti umat Islam dari berbagai penjuru dunia ini, sebagai syiar ibadah yang penuh nilai-nilai kemuliaan yang hidmat dan humanis,” tandas Musta’in. (*/mr)