KABARIKA.ID, DEPOK — Kondisi pendidikan Indonesia masih menunjukkan ketimpangan, ada anak-anak yang sudah melompat jauh ke depan, tetapi masih banyak yang tertinggal di bawah standar. Padahal, tantangan ke depan semakin berat karena harus menghadapi perkembangan teknologi dan berbagai macam disrupsi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pernyataan itu dikemukakan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, saat memberi sambutan pada pembukaan Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah 2025, Selasa (29/4/2025) di Gedung PPSDM Kemendikdasmen, Depok, Jawa Barat.
“Kita sudah harus berkompetisi di tingkat global, tetapi masih banyak anak-anak yang tidak mampu sekolah,” ujar Pratikno.

Ia menegaskan bahwa inklusivitas, aksesibilitas, dan kualitas pendidikan harus menjadi prioritas untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) unggul.
Menurut Menko Pratikno, pembangunan SDM dengan memprioritaskan pendidikan harus terus dilakukan, terutama di tengah tantangan teknologi sekarang ini.
Pratikno mengingatkan bahwa kunci kemajuan peradaban suatu bangsa terletak pada kualitas dan kontribusi SDM-nya.
“Sehingga, tugas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menjadi sangat berat,” tandas Menko Pratikno.
Di satu sisi, kita harus mempersiapkan talenta-talenta hebat untuk kompetisi global. Namun pada sisi lain harus menarik kelompok tertinggal agar mendapatkan akses pendidikan minimal.
Masalah disrupsi teknologi juga menjadi tantangan. Misalnya, penurunan konsentrasi anak dan sulitnya membangun kemampuan berpikir kritis.
Oleh karena itu, Menko Pratikno meminta para pendidik membekali siswanya dengan kemampuan berpikir kritis. Tujuannya agar mereka tidak mudah terjebak oleh informasi yang tidak sepenuhnya objektif.
“Kita harus memanfaatkan teknologi sebagai alat, tetapi manusia tetap harus menjadi pengendali,” tegas Menko Pratikno.
Ia menegaskan bahwa teknologi adalah mitra cerdas, tetapi bukan untuk mengambil alih nalar kita, yang dibangun melalui pendidikan. (*/mr)