KABARIKA.ID, YERUSALEM TIMUR — Umat Islam di seluruh wilayah Palestina melaksanakan salat Iduladha 1446 H./2025 M. pada hari Jumat (6/06/2025), di tengah suasana mencekam karena tentara Israel terus melakukan pengeboman di Gaza dan Tepi Barat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di Yerusalem Timur laporan sejumlah media lokal menyebutkan sekitar 80.000 jamaah Palestina berkumpul di Masjid Al-Aqsa pada Jumat pagi, untuk melaksanakan salat Idul Adha, meskipun Israel menerapkan pembatasan yang sangat ketat.

Menurut laporan Al Mayadeen, para jamaah melakukan perjalanan dari seluruh wilayah Palestina yang diduduki ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem timur, menghadapi kehadiran pasukan keamanan Israel yang besar di pintu masuk Kota Tua.

Laporan tersebut mengatakan bahwa pasukan pendudukan Israel mendirikan pos pemeriksaan, memeriksa tanda pengenal, dan memblokir akses bagi banyak orang yang mencoba mencapai Masjid Al-Aqsa.

Namun, jumlah besar yang hadir menggarisbawahi signifikansi keagamaan dan nasional Palestina dari Idul Adha di Masjid Al-Aqsa.

Pasukan polisi Israel mempertahankan kehadiran yang kuat di dalam dan di sekitar kompleks Al-Aqsa dan Kota Tua selama acara berlangsung.

Warga Palestina menyembelih hewan kurban di atas reruntuhan rumah mereka yang hancur akibat genosida Israel, pada hari pertama Idul Adha 1445 H./2024 M, Minggu (16/06/2024) di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan. Pada Iduladha tahun 2025 ini dikabarkan tidak ada lagi kegiatan penyembelihan hewan kurban di Gaza karena populasi hewan ternak sudah habis akibat bombardir Israel. Bantuan bahan pangan pun sangat dibatasi oleh Israel untuk masuk ke Gaza. (Foto: MEE)

Banyak warga Palestina dari Tepi Barat yang tidak dapat mencapai Yerusalem karena pembatasan perjalanan yang diberlakukan Israel, dan beberapa orang terlihat salat di luar gerbang masjid setelah ditolak masuk.

Semangat Iduladha yang biasanya penuh sukacita tidak terlihat, dengan suasana kota yang diredam oleh kehancuran yang terjadi di Gaza.

Pembatasan Akses Masjid di Tepi Barat yang Diduduki

Di Tepi Barat, ribuan warga Palestina berkumpul di masjid-masjid dan lapangan umum untuk melaksanakan salat Iduladha, meski operasi militer Israel terus berlanjut di wilayah tersebut, terutama di kamp-kamp pengungsi di bagian utara.

Di Jenin, pasukan Israel menghalangi sejumlah keluarga mengunjungi pemakaman kamp untuk menghormati kerabat mereka yang telah meninggal.

Di Bethlehem, jamaah memenuhi Alun-Alun Omar Ibn Al-Khattab di dekat Gereja Kelahiran Yesus, menandai tradisi persatuan antaragama di kota itu.

Di Hebron, kerumunan besar berkumpul di Masjid Ibrahimi yang bersejarah, tetapi pihak berwenang Israel masih terus memberlakukan pembatasan akses yang ketat.

Munjid al-Jabari, direktur lembaga wakaf keagamaan Hebron, menyatakan bahwa ini merupakan kali ketujuh sejak 2024, umat Islam tidak diizinkan masuk ke masjid tersebut, termasuk pada hari Jumat bulan Ramadan hingga saat Idulfitri.

“Kami menolak kontrol parsial atas tempat-tempat suci kami,” tandas al-Jabari.

Pasukan Israel juga melakukan serangan baru di Tepi Barat pada Jumat pagi, dengan laporan bahwa peluru tajam dan gas air mata digunakan di Qalqilya, melukai seorang pemuda dan menangkap dua orang lainnya.

Warga Gaza Salat Iduladha di Antara Reruntuhan

Warga Gaza juga dengan khusyuk melaksanakan salat Iduladha di antara reruntuhan bangunan. Tidak ada lagi masjid utuh yang dapat ditempat berlebaran di wilayah Gaza.

Di Khan Younis, ratusan orang berkumpul di atas reruntuhan Masjid Imam Muhammad al-Albani.

“Selama dua tahun, kami tidak dapat merayakan Iduladha secara normal karena pengepungan, pengeboman, dan pengungsian,” kata Hussein Al-Ghalban, seorang jamaah.

Warga Gaza melaksanakan salat Iduladha 1446 H./2025 M. di antara reruntuhan rumah dan masjid yang luluh lantak akibat pengeboman Israel selama dua tahun di Kota Gaza. (Foto: MEE)

Ia menuturkan bahwa pesawat-pesawat tempur Israel terus terbang di atas kota, dan penduduk melaporkan adanya penembakan dan pengeboman di beberapa tempat pengungsian.

Iduladha kali ini menandai hari raya keempat berturut-turut yang dirayakan dalam kondisi yang mengerikan di Gaza, setelah lebih 20 bulan perang.

Pelaksanaan hari raya Iduladha kali ini diwanai kesedihan bagi Warga Gaza. Bagaimana tidak, pada hari pelaksanaan Iduladha tentara Israel terus melakukan pengeboman di tempat pengungsian di Khan Younis dan tempat pendistribusian bantuan kemanusiaan.

Sejak terbit fajar hingga matahari terbenam, pada Jumat (6/06/2025) pasukan Israel menyebabkan 38 warga Gaza, justru ketika umat Islam Palestina merayakan Iduladha dan kegiatan kurban.

Namun pada hari yang sama, Israel mengonfirmasi kematian empat tentaranya dan lima lainnya terluka di sebuah bangunan yang dipasangi bom oleh pejuang Palestina di Khan Younis, Gaza selatan.

Warga Israel tidak Yakin Negaranya Bisa Kalahkan Hamas

Sebuah hasil jajak pendapat baru yang dilakukan oleh The Israel Democracy Institute dan dipublikasikan pada Sabtu (7/06/2025), menunjukkan bahwa 48 persen warga Yahudi Israel tidak percaya bahwa perang yang terus berlanjut di Gaza akan membawa kembali para tawanan yang ditawan di sana.

Hasil jajak pendapat itu menunjukkan bahwa separuh dari seluruh warga Arab Israel, yang berjumlah sekitar 20 persen dari populasi, setuju dengan sentimen tersebut.

Separuh warga Yahudi Israel juga tidak percaya perang yang dilancarkan Israel akan mengalahkan Hamas di Gaza. (rus)