UPACARA peringatan hari Sumpah Pemuda, Senin, 28 Oktober 2024 di kompleks Kementerian Pertanian Ragunan, Jakarta Selatan, mendadak jadi bahan pembicaraan publik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengajak ke depan salah satu peserta upacara termuda hari itu, Syakawira Atala Hidayat, umur 3 tahun 8 bulan, putra dari Kesuma Indah Putami. Ibu yang sehari-hari bekerja sebagai staf tata usaha dan rumah tangga Sekretariat Badan Standardisasi Instrumen Pertanian ini, tidak menyangka anaknya terpantau oleh Mentan Amran dan akhirnya diajak untuk naik ke panggung.

Setelah tiba di panggung, Menteri yang telah tiga kali dilantik membidangi pertanian ini langsung menggendong Atala, yang menurut data Posyandu memiliki berat badan 13,2 kg dan tinggi badan 92,5 cm.

“Ini pemuda kita yang harus kita jaga gizinya,” ujar Mentan yang juga Ketua Umum PP IKA Unhas itu.

Mentan Amran lalu memanggil Dirjen Perkebunan ke depan. Ketika Agung Suganda maju, ia kemudian disuruh mundur karena baru saja menjalani operasi. Mentan meminta stafnya yang lain maju, yaitu Makmun, Sesditjen PKH.

Mentan bertanya kepada Makmun, “Apa anak-anak di Day Care sudah diberi minum susu?”

Makmun menjawab bahwa sudah diberi minum susu.

Mentan Amran lalu bertanya ke Atala, “Apakah sudah minum susu?” Atala menjawab, “Sudah”.

Mentan Amran bertanya lagi, “Di rumah atau di kantor?” Atala menjawab, “Di rumah”.

Seluruh peserta tertawa melihat Sesditjen PKH, Makmun panik karena jawabannya berbeda dari jawaban Atala.

Mentan pun memberikan segepok amplop pembeli susu ke Atala, tepuk tangan haru dan bahagia peserta upacara mengiringi.

Setelah kami konfirmasi, ternyata Atala sehari-hari ditemani oleh Eyangnya (nenek) dan tidak dititip di tempat penitipan anak (TPA) Gedung B Kementan. Jadi jawaban Makmun memang jujur adanya, namun karena berbeda dari jawaban Atala menjadi hal yang lucu disaksikan.

Arahan Mentan agar anak-anak karyawan yang dititipkan di Day Care diperhatikan sebaik mungkin dijalankan dengan baik oleh stafnya.

Anak-anak karyawan ini bahkan rutin diperiksa kesehatannya di klinik Kementan, termasuk pemeriksaan gigi.

Menurut drg. Rinati, anak-anak karyawan yang dititipkan di Kementan rutin diantar oleh ibu Yuni (pengasuh) periksa gigi ke klinik untuk tindakan pencegahan jangan sampai ada yang terkena kerusakan gigi yang parah.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menghadiri acara Dharma Wanita Kementan yang menghadirkan ustazah dr. Aisyah Dachlan (keenam dari kanan) di Kompleks Kementan. (Foto: Uca)

Bukan cuma anak karyawan, kepada istri karyawan pun, owner Tiran Group ini sangat bertanggungjawab dan peduli. Sering ia ungkapkan dalam pertemuan Dharma Wanita Kementan, “Mohon maaf kalau suami ibu jarang pulang, kerja terus tak kenal waktu, itu karena saya, tapi saya akan jaga baik-baik suami ibu jangan sampai ada yang berpikiran lain di daerah sana,” ujar Mentan yang diiringi tawa meriah ibu Dharma Wanita.

Kepada para karyawan pria Mentan Amran berpesan, “Kalau mau sukses, muliakan istrimu, paling tidak berikan hal-hal yang mulia, logam mulia, hotel mulia, dan mulia lainnya,” lanjut Mentan yang kembali diiringi tawa peserta.

Perhatian kepada istri karyawan ini menurutnya dapat membantu tercapainya swasembada lebih cepat. Kalau karyawan Kementan sudah selesai dengan keluarganya, tentu akan fokus kejar target.

Tapi kalau ada masalah, bagaimana mau tenang kerja di kantor, bagaimana mau fokus urus cetak sawah, pompanisasi dan Perluasan Areal Tanam (PAT).

“Jadi, kalau ibu-ibu ngambek, bisa terhambat juga swasembada,” ujar Amran dengan nada bergurau.

“Jadi mohon yah ibu-ibu, ikhlaskan bapak-bapak bekerja sepenuh hati untuk pertanian, kalau swasembada ini tercapai, anak cucu ibu juga akan bangga karena orang tuanya terlibat berjuang mengantarkan bangsa ini mencapai swasembada,” tambah Mentan yang diaminkan oleh peserta yang hadir di auditorium Gedung F Kementan.

Begitu berterima kasihnya kepada pilar utama rumah tangga ini, Mentan Amran lalu mentraktir sekitar 300-an ibu anggota Dharma Wanita yang hadir. Rp 150 juta dikeluarkan dari dana pribadinya.

Istri-istri karyawan tersebut juga dipersilakan untuk curhat, mengeluarkan keluh kesah dan masalahnya, mulai dari masalah mutasi suaminya sampai urusan Taman Kanak-Kanak.

Jadilah hari itu disebut sebagai Hari Curhat Sedunia Dharma Wanita Pertanian oleh sebagian karyawan yang menyaksikan.

Begitu pula pada hari ramah tamah setelah pelantikan Menteri Kabinet Merah Putih, Senin, 21 Oktober 2024, penemu paten Tiran ini kembali mendonasikan Rp 50 juta untuk traktiran makan siang Dharma Wanita.

Begitulah upaya Mentan, bahwa urusan swasembada tidak hanya dilaksanakan di sawah, namun dimulai sejak dini dari menyejahterakan keluarga karyawannya. Mengatasi konflik-konflik rumah tangga yang terjadi, hingga memerhatikan anak-anak mereka.

Hal-hal yang mungkin luput diperhatikan karena tidak bersifat teknis, namun secara psikologis dapat menjadi penyemangat keluarga Kementan mendukung swasembada. Bahwa ada pemimpin yang tidak hanya mengurusi teknis pertanian, bahkan peduli pada hal-hal yang sifatnya sudah masuk pada ranah tanggung jawab masing-masing keluarga.

Rasulullah SAW bersabda “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan yang terbaik di antara mereka adalah yang terbaik terhadap istri-istrinya.” (HR. Ahmad: 7095).

Semoga dengan memuliakan istri karyawan beserta anaknya dapat menjadi penyebab datangnya hidayah Allah. Agar seluruh karyawan Kementan dapat melangkah seirama dan selaju mungkin mencapai swasembada dan visi lumbung pangan dunia.

Selamat hari Sumpah Pemuda, semoga Atala kelak dapat tumbuh menjadi pemuda yang beriman pada Allah dan ditambahkan hidayah, innahum fityatun aamanuu birabbihim wazidnaahum huda (QS. Al Kahfi [18]: 13) hingga dapat memimpin bangsa ini kelak mencapai kejayaannya. Aamiin yaa rabbal aalamiin. (Amad Musa Said)