Site icon KABARIKA

Pelajar Kota New York Belajar Berkebun untuk Membiasakan Mengonsumsi Makanan yang Lebih Sehat

KABARIKA.ID, NEW YORK — Sebuah program unik yang mengajarkan siswa tentang cara menanam sumber makanan sendiri dan memperbaiki kebiasaan mengonsumsi makanan yang lebih sehat bagi mereka, diluncurkan di Kota New York, Amerika Serikat (AS).

Program itu hadir karena sejumlah komunitas memiliki akses terbatas terhadap produk makanan segar, terutama buah dan sayuran.

Di Brownsville, sebuah lingkungan di kota New York, kemiskinan dan terbatasnya akses terhadap makanan bergizi berkontribusi terhadap masalah kesehatan masyarakat, seperti penyakit diabetes.

Organisasi nirlaba New York Sun Works (NYSW) mengatasi tantangan ini melalui kelas berkebun dalam ruangan (indoor) yang mempromosikan kebiasaan makan makanan segar yang lebih sehat.

Teknik berkebun modern ini diperkenalkan melalui sekolah-sekolah menengah di wilayah itu. Tujuannya adalah untuk menyediakan produk segar kepada masyarakat secara berkelanjutan.

Manuela Zamora, Direktur Eksekutif organisasi nirlaba New York Sun Works. (Foto: @manuelazamoranyc)

Manuela Zamora, direktur eksekutif NYSW mengatakan, program organisasinya dilaksanakan di 350 sekolah negeri di New York.

“Jadi, kami ada di 350 sekolah negeri. Itu berarti ada 350 pertanian di lima wilayah di New York. Itu berarti 120.000 anak belajar sains melalui bertani, mulai dari menanam benih hingga memanen. Ada hubungan khusus tercipta ketika Anda menanam makanan Anda sendiri, apalagi makanannya sangat lezat karena benar-benar segar,” ujar Zamora.

Bagi sebagian besar siswa, ini adalah pertama kalinya mereka menanam dan menyaksikan tanaman pangan mereka tumbuh. Pengalaman langsung tersebut membantu menghubungkan mereka dengan kebiasaan makan yang lebih sehat.

Sharon Costello, siswa berusia 11 tahun, mengaku menyukai program berkebun tersebut.

“Ini membantu saya memutuskan apa yang harus dimakan, karena sebelumnya saya biasa makan pizza, nugget ayam, tapi tidak ada sayurnya. Jadi sekarang saya makan salad,” kata Castello.

Siswa lainnya, Elana Negron, juga menyukai program ini dan merasakan manfaatnya.

Elana Negron, seorang siswa SMP James B. Senat di Brownsville, mengakui kalau mengonsumsi makanan segar lebih baik dan bernutrisi dibanding makan junk food. (Foto: VOA)

“Saya sebelumnya biasa makan junk food dan tidak terlalu sehat, tapi sekarang saya menyadari bahwa makanan sehat memiliki lebih banyak nutrisi di dalamnya daripada junk food. Makanan itu tidak terlalu membantu saya, dan makanan sehat memberi saya lebih banyak energi,” papar Negron.

Program ini sangat berdampak pada lingkungan warga berpendapatan rendah, di mana akses terhadap produk segar seringkali terbatas.

Lisa Hermann, kepala sekolah di Sekolah Menengah Pertama James B. Senat di Brownsville, mengungkapan bahwa banyak sekali siswanya hidup di bawah garis kemiskinan dan menderita diabetes.

“Ada 98 persen siswa kami hidup di bawah garis kemiskinan, dan mereka tidak memiliki akses terhadap buah-buahan segar setiap hari. Kami memiliki siswa yang menderita diabetes atau penyakit terkait makanan lainnya, karena mereka tidak memiliki akses terhadap sayur-sayuran dan buah-buahan,” ujar Hermann.

Berkebun hidroponik di ruang kelas memberikan pengalaman hidup nyata kepada para siswa, sambil belajar sains secara berkelanjutan. (Foto: VOA)

Dengan membawa pertanian langsung ke dalam kelas, program-program ini tidak hanya mengajarkan anak-anak cara menanam makanan mereka sendiri, tetapi juga cara membuat pilihan yang lebih sehat dan bertahan seumur hidup.

Kate MacKenzie, direktur eksekutif Kantor Kebijakan Pangan Wali Kota New York, mengapresiasi dan menyambut baik program ini.

“Belajar langsung mengenai bagaimana makanan itu berasal, menanamnya, dan memeliharanya serta memberikan perhatian dan kasih sayang terhadap bagaimana makanan itu ditanam, akan berdampak pada apa yang mereka makan dan kebiasaan mereka, sehingga mungkin mereka tidak akan kehabisan makanan seperti kakek-nenek atau anggota keluarga mereka yang harus hidup dengan diabetes,” jelas MacKenzie.

Setelah siklus pertumbuhan tanaman mereka mencapai puncaknya, para siswa memanen hasil kerja mereka.

Zamora dari NYSW mengatakan, para siswa bisa menikmatinya di rumah.

Anak-anak dengan eksresi ceria memanen tanaman dari kebun dalam ruang kelas, yang memberi pilihan kepada mereka tentang makanan segar dan sehat. (Foto: @manuelazamoranyc)

“Program berkebun dan panen ini adalah bagian dari kurikulum. Siswa memanen ratusan kilogram sayuran yang mereka tanam di kelas, dan membawanya pulang. Ini adalah relasi tambahan, kegembiraan tambahan untuk menghubungkan ruang kelas dengan rumah,” tandas Zakmora. (VOA/mr)

Exit mobile version