KABARIKA.ID, NEW YORK — Sebuah komite PBB mengecam pelanggaran berat yang dilakukan Israel terhadap perjanjian global yang melindungi hak-hak anak, terutama di daerah konflik.
Komite PBB itu mengatakan bahwa tindakan militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 mempunyai dampak bencana terhadap anak-anak Palestina.
“Komite mengecam dengan keras pelanggaran berat terhadap hak-hak anak berdasarkan konvensi di OPT (Wilayah Pendudukan Palestina), termasuk hilangnya banyak nyawa akibat tindakan militer yang dilakukan oleh negara pihak tersebut,” kata komite yang beranggotakan empat orang itu dalam sebuah pernyataan yang mengacu pada Konvensi Hak Anak, pada Jumat (20/09/2024).
Dalam serangkaian dengar pendapat di PBB awal bulan September ini, delegasi Israel berpendapat bahwa perjanjian atau Konvensi Hak Anak tersebut tidak berlaku di Gaza atau Tepi Barat.
Ia mengatakan bahwa Israel berkomitmen untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional.
Pada Juni lalu, PBB telah menambahkan Israel ke dalam daftar global negara-negara dan kelompok bersenjata yang telah melakukan pelanggaran terhadap anak-anak.
Laporan PBB tersebut mencakup pembunuhan, pencacatan, pelecehan seksual, penculikan atau perekrutan anak-anak dalam konflik, penolakan akses bantuan dan penargetan sekolah dan rumah sakit oleh militer Israel di Gaza.
Laporan itu disusun oleh perwakilan khusus Sekjen PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata, Virginia Gamba.
Daftar yang dilampirkan dalam laporan itu secara luas dimaksudkan untuk menyebut dan mempermalukan pihak-pihak yang berkonflik dengan harapan dapat mencegah kekerasan terhadap anak-anak.
Hingga Agustus 2024, lebih dari 16.000 anak Palestina meninggal dunia dalam serangan Israel di Gaza.
Angka itu merupakan dari total hampir 42.000 warga Palestina yang tewas selama serangan 11 bulan terakhir invasi Israel. Jumlah itu termasuk ratusan bayi di bawah umur satu tahun.
Pemerintah Gaza melaporkan, sedikitnya 350 anak-anak Palestina meninggal dunia karena kekurangan gizi dan dehidrasi di tengah blokade ketat Israel di daerah kantong tersebut.
Setidaknya 3.500 anak di Gaza menghadapi risiko kematian di tengah kekurangan makanan dan kekurangan gizi di bawah pembatasan Israel terhadap pengiriman makanan ke Gaza.
Sementara itu, lebih dari 17.000 anak kehilangan orang tua mereka, baik keduanya maupun salah satunya, akibat serangan brutal pasukan pendudukan Israel sejak 7 Oktober 2024.
Selama berbulan-bulan, badan-badan internasional dan PBB telah memperingatkan dampak psikologis negatif pada anak-anak Palestina akibat serangan Israel yang menghancurkan di Gaza. (rus)