Site icon KABARIKA

Israel Sedang Memeriksa Kemungkinan Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar Terbunuh di Gaza

KABARIKA.ID, GAZA — Pejabat militer Israel mengatakan pada hari Kamis (17/10/2024), jenazah seorang militan Hamas yang terbunuh dibawa ke laboratorium untuk memeriksa apakah DNA-nya cocok dengan DNA Yahya Sinwar, pemimpin tertinggi Hamas.

Militer tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai hasil pemeriksaan tersebut, namun empat pejabat Israel mengatakan bahwa militer Israel membawa jenazah seorang militan yang terbunuh di Gaza, ke laboratorium di Israel.

Militan tersebut terbunuh pada Rabu (16/10/2024) dalam baku tembak di Gaza selatan dengan tentara Israel, menurut tiga pejabat tersebut.

“Sisa-sisa jenazah akan dibandingkan dengan DNA yang dikumpulkan dari Sinwar saat ditahanan selama puluhan tahun di penjara Israel,” kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu.

Pejabat AS mengatakan, Israel telah memberi tahu Amerika bahwa tentaranya mungkin telah membunuh Sinwar. Semua pejabat berbicara dengan syarat anonimitas untuk membahas masalah sensitif.

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar berada di suatu lokasi di Gaza, akhir 2023. (Foto: NT)

Hingga berita ini disiarkan, pihak Hamas belum memberikan komentar.

Menurut pejabat Israel, kematian Sinwar akan meningkatkan harapan akan berakhirnya konflik di Gaza.

Baik Sinwar maupun pemerintah Israel menolak berkompromi selama perundingan gencatan senjata yang berlangsung selama berbulan-bulan.

Kematian Sinwar, kata pihak Israel, dapat mendorong Hamas untuk menyetujui beberapa tuntutan Israel – atau memberikan Benjamin Netanyahu kemenangan simbolis yang akan memberinya perlindungan politik yang ia perlukan untuk melunakkan sikap negosiasinya sendiri.

Pernyataan militer Israel itu mengatakan bahwa tiga militan tewas dalam baku tembak tersebut dan tidak ada tanda-tanda sandera di dekatnya. Ia menambahkan bahwa tentara terus beroperasi di daerah tersebut.

Para pejabat Israel mengatakan mereka yakin jenazah itu mungkin milik Sinwar karena kemiripan fisiknya, dan karena intelijen memperkirakan dia bersembunyi di Gaza selatan.

Namun mereka juga mendesak agar berhati-hati karena belum ada tes DNA yang dilakukan dan karena mereka terkejut bahwa pemimpin senior Hamas terjebak dalam baku tembak di atas tanah.

Israel dan Amerika Serikat sama-sama menginvestasikan sumber daya yang besar dalam perburuan Sinwar.

Agen mata-mata Amerika membentuk sel penargetan setelah serangan Oktober lalu di Israel untuk mempelajarinya dan mencoba menyadap komunikasinya.

Menurut pejabat Israel dan AS, Sinwar bersembunyi selama perang untuk menghindari perangkat elektronik dan mengandalkan jaringan kurir untuk tetap berhubungan dengan organisasinya.

Sinwar tetap menjadi tokoh paling penting bagi Hamas, dan perwakilan kelompok tersebut pada perundingan gencatan senjata di Qatar tahun ini, mengatakan kepada diplomat bahwa mereka membutuhkan masukan dari Sinwar sebelum mengambil keputusan besar. (rus)

Exit mobile version