Site icon KABARIKA

Mantan Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter Meninggal Dunia pada Usia 100 Tahun

KABARIKA.ID, GEORGIA — Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Jimmy Carter meninggal dunia di kediamannya di Plains, Georgia, Minggu (29/12/2024). Jimmy Carter adalah Presiden AS ke-39 (1977–1981).

Menurut laporan Atlanta Journal-Constitution, Jimmy Carter tutup usia pada Minggu (29/12/2024) pukul 15.45 waktu setempat atau pukul 03.45 WIB, Senin (30/12/2024) dalam usia 100 tahun.

Sebelum menjadi orang nomor satu di negara Paman Sam, Carter pernah bekerja sebagai petani kacang.

Carter pernah menjadi Senat Georgia selama dua periode serta Gubernur Georgia ke-76 (1971–1975), sebelum terpilih menjadi Presiden AS.

Saat menjabat sebagai Presiden AS, Carter berjuang keras mengatasi keterpurukan ekonomi dan krisis penyanderaan warga AS di Iran.

Dia juga tercatat menjadi perantara perdamaian antara Israel dan Mesir, dan menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada 2002 untuk pekerjaan kemanusiaannya.

Penghargaan Nobel Perdamaian sebagai pengakuan atas upayanya yang tidak kenal lelah untuk menemukan solusi damai bagi konflik-konflik internasional.

Selain itu, Carter juga terus berupaya memajukan demokrasi dan hak asasi manusia, dan mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial.

Chip Carter, menyampaikan rasa duka atas kepergian ayahnya tersebut.

“Ayah adalah pahlawan bagi semua orang yang percaya pada perdamaian, hak asasi manusia, dan cinta tanpa pamrih,” kata Chip Carter sebagaimana dikutip laman Reuters.

Chip mengenang ayahnya sebagai orang yang menyatukan setiap orang.

“Dunia adalah keluarga kita karena cara ia menyatukan orang-orang,” ujar Chip.

Masa Jabatannya Dibayangi Resesi Ekonomi

Carter meninggalkan jabatannya dengan sangat tidak populer, tetapi bekerja dengan penuh semangat selama beberapa dekade untuk tujuan-tujuan kemanusiaan.

Presiden AS Jimmy Carter dan Ibu Negara Rosalynn Carter melambai ke arah kerumunan selama Konvensi Nasional Partai Demokrat di Madison Square Garden, New-York, pada 13 Agustus 1980. (Foto: VOA)

Jimmy Carter yang merupakan tokoh Partai Demokrat, menjabat sebagai presiden dari Januari 1977 sampai Januari 1981 setelah mengalahkan Presiden Gerald Ford dari Partai Republik pada pemilihan umum tahun 1976.

Carter tersingkir dari jabatannya empat tahun kemudian setelah kalah telak dalam Pemilu, karena para pemilih lebih mendukung penantang dari Partai Republik, Ronald Reagan, mantan aktor dan gubernur California.

Dibandingkan presiden-presiden AS lainnya, Jimmy Carter hidup lebih lama setelah masa jabatannya.

Sepanjang perjalanannya, ia meraih reputasi yang lebih baik sebagai mantan presiden dibanding saat ia masih menjadi presiden. Hal itu diakui sendiri oleh Carter.

Masa kepresidenannya selama satu periode ditandai dengan tercapainya kesepakatan Camp David pada 1978 antara Israel dan Mesir, yang ikut menciptakan stabilitas di Timur Tengah.

Namun, masa jabatannya dibayangi oleh resesi ekonomi, ketidakpopuleran yang terus-menerus, dan krisis penyanderaan warga AS di Iran yang memalukan dan menghabiskan 444 hari terakhir masa jabatannya untuk menyelesaikan masalah itu.

Mengidap Masalah Kesehatan Serius

Dalam beberapa tahun terakhir, Jimmy Carter mengalami masalah kesehatan, termasuk melanoma yang menyebar ke hati dan otaknya.

Ia memutuskan untuk dirawat di rumah sakit pada Februari 2023 alih-alih menjalani intervensi medis tambahan.

Mantan Presiden AS Jimmy Carter (di atas kursi roda) menghadiri acara Kebaktian untuk mengenang mantan ibu negara, Rosalynn Carter di Gereja Glenn Memorial di Atlanta, Georgia, AS, Selasa, (28/11/2023). (Foto: VOA)

Istrinya, Rosalynn Carter, meninggal dunia pada 19 November 2023 karena demensia, pada usia 96 tahun. Dia tampak lemah ketika menghadiri upacara persemayaman Rosalyn, dan mengikuti upacara pemakaman dengan menggunakan kursi roda.

Rosalynn Carter juga merupakan ibu negara dengan umur terpanjang, dan hanya berselang satu tahun dari Bess Truman yang meninggal pada usia 97 tahun. (*/rus)

Exit mobile version