KABARIKA.ID, GAZA — Menurut laman Worldmeter penduduk Palestina pada 2023 berjumlah 5.409.202 jiwa. Sedangkan pada 2024 berjumlah 5.495.443 jiwa. Jumlah ini adalah 0,07 persen dari total populasi dunia saat ini yang berjumlah 8.161.972.572 jiwa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada tahun 2025 jumlah penduduk Palestina diproyeksi berjumlah 5.589.623 jiwa, dengan asumsi tidak ada perang besar, seperti aksi genosida Israel lebih dari setahun terakhir.

Biro Pusat Statistik Palestina atau Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS) merilis laporan yang menyebutkan bahwa populasi Gaza telah berkurang sekitar 160.000 jiwa, termasuk lebih dari 55.000 orang diperkirakan tewas dan 100.000 orang telah meninggalkan Gaza sejak 7 Oktober 2023.

PCBS memperkirakan populasi Gaza telah berkurang sekitar 6 persen sejak pecahnya perang Israel-Hamas di wilayah kantong Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, serangan udara dan darat Israel telah menewaskan lebih dari 45.000 warga Palestina.

PCBS menyatakan bahwa lebih dari 55.000 orang diperkirakan tewas, sementara 11.000 orang masih hilang. Sekitar 100.000 warga Palestina meninggalkan Gaza sejak 7 Oktober 2023.

PCBS menyebutkan populasi Gaza saat ini tinggal 2,1 juta jiwa. Berkurangnya jumlah populasi Palestina itu, selain karena meninggal dunia akibat perang, juga karena eksodus ke luar Palestina untuk menyelamatkan diri. Ratusan ribu warga Palestina kini menjadi diaspora di berbagai negara.

Pada Juli 2024, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperkirakan sekitar 2,1 juta orang masih berada di Jalur Gaza.

“Ada banyak korban jiwa dan material, namun agresi Israel yang agresif dan brutal terhadap seluruh Jalur Gaza terus berlanjut,” tulis PCBS.

Mahkamah Internasional (ICJ), pengadilan tinggi PBB yang berbasis di Den Haag, pada Januari 2024 lalu memutuskan bahwa Israel harus mencegah tindakan genosida terhadap warga Palestina.

Ratusan warga Palestina mandi di pantai yang indah pada Agustus 2022, sebelum pecah perang Israel-Hamas pada akhir Oktober 2023. (Foto: BBC)

Populasi Palestina sebelum dan setelah Perang Gaza 2023-2024

Menurut data dari PCBS pada 2023, populasi Palestina mencapai sekitar 5,2 juta jiwa (sekitar 3 juta jiwa di Tepi Barat dan sisanya, lebih dari 2 juta jiwa di Jalur Gaza). Tingkat kelahiran yang relatif tinggi dan imigrasi yang terbatas akibat pembatasan pergerakan, populasi Palestina terus bertambah dengan laju yang lambat namun stabil.

Perang Gaza kali ini telah mengakibatkan dampak yang menghancurkan bagi populasi Palestina. Selain kerusakan infrastruktur yang luas, termasuk rumah-rumah, fasilitas kesehatan, dan sekolah, perang tersebut juga menimbulkan korban jiwa dan cedera yang signifikan di antara warga Palestina.

Kondisi pantai yang telah rusak pada November 2023, pasca invasi darat besar-besaran Israel pada akhir Oktober 2023. (Foto: BBC)

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 35.000 warga Palestina meninggal di wilayah kantong tersebut sejak invasi brutal Israel yang dimulai 7 Oktober 2023.

Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah penduduk Palestina di wilayah kantong tersebut berkurang lebih dari 35.000 jiwa, yakni sekitar 2.165.000 jiwa.

Angka tersebut hanya perkiraan, mengingat klaim Kementerian Kesehatan Gaza bahwa lebih dari 11.000 warga lainnya hilang sejak perang pecah.

Angka itu juga belum mencakup jumlah korban tewas warga Palestina di Tepi Barat akibat serangan pasukan Zionis dan pemukim ilegal Yahudi Israel sejak perang Gaza pecah.

Laporan HRW: Israel Melakukan Genosida

Human Rights Watch (HRW) dan Amnesty International menuduh Israel melakukan tindakan genosida. Berbagai organisasi hak asasi manusia juga menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza karena besarnya kematian dan kehancuran.

Pada bulan Desember, HRW mengatakan bahwa pembatasan dan penargetan pasokan air di Gaza secara sistematis merupakan sebuah kampanye yang setara dengan “tindakan genosida.”

Ini adalah yang terbaru di antara semakin banyak kritikus yang menuduh Israel melakukan tindakan genosida dalam perangnya di Gaza.

Israel dengan keras membantah tuduhan tersebut, dan mengatakan bahwa perangnya ditujukan kepada militan Hamas, bukan warga sipil Gaza.

“Human Rights Watch sekali lagi menyebarkan pencemaran nama baik untuk mempromosikan propaganda anti-Israel,” kata Kemlu Israel.

Mereka mengklaim Israel telah berupaya memfasilitasi aliran air dan bantuan kemanusiaan ke Gaza selama perang.

Dalam laporannya, HRW menuduh bahwa tak terhitung banyaknya bayi, anak-anak dan orang dewasa yang meninggal karena kekurangan gizi, dehidrasi dan penyakit sebagai akibat dari tindakan pemerintah Israel selama lebih dari satu tahun perang yang dengan sengaja memutus aliran air dan listrik ke Gaza, menghancurkan infrastruktur dan mencegah distribusi pasokan kebutuhan penting lainnya.

“Sebagai kebijakan negara, tindakan tersebut merupakan serangan yang meluas atau sistematis yang ditujukan terhadap penduduk sipil. Oleh karena itu, para pejabat Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, yaitu pemusnahan massal,” kata HRW, kelompok yang berbasis di New York tersebut.

Kelompok hak asasi manusia tersebut mengatakan bahwa pola perilaku yang dijabarkan dalam laporannya dan pernyataan para pejabat Israel menunjukkan niat melakukan genosida, dan kejahatan genosida telah dilakukan.

“Ketika ICJ mengeluarkan perintah agar Israel memberikan layanan dan bantuan dasar kepada warga Palestina, para pejabat Israel mengabaikannya,” tulis HRW dalam laporannya.

HRW menjelaskan, temuannya didasarkan pada wawancara dengan lebih dari 60 warga Palestina, laporan dari pegawai utilitas, dokter dan petugas kesehatan lainnya serta pekerja bantuan, dan analisis citra satelit, foto dan video.

“Dokter dan perawat mengatakan kepada Human Rights Watch bahwa mereka telah melihat banyak bayi, anak-anak, dan orang dewasa meninggal karena kombinasi kekurangan gizi, dehidrasi, dan penyakit,” tulis HRW.

Laporan HRW muncul dua minggu setelah Amnesty International menuduh Israel melakukan genosida di Gaza.

Israel menolak tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai kesimpulan yang salah dan didasarkan pada kebohongan.

Israel sebelumnya telah membantah tuduhan yang diajukan oleh Afrika Selatan di Mahkamah Internasional bahwa pasukannya telah melakukan tindakan tidak manusiawi alias genosida di daerah kantong yang diperangi tersebut.

Sementara itu, Pengadilan Kriminal Internasional sedang mengupayakan penangkapan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menhan Yoav Gallant dengan tuduhan melakukan kejahatan perang di Gaza.

Jumlah Diaspora Palestina di Sejumlah Negara

Berdasarkan perkiraan populasi yang dikeluarkan oleh PCBS, terdapat sekitar 14,8 juta warga Palestina di dunia pada pertengahan tahun 2024. Setengah dari jumlah tersebut berada di luar wilayah Palestina yang bersejarah. Sekitar 5,61 juta warga Palestina berada di Negara Palestina, yang terdiri dari 2,85 juta jiwa laki-laki dan 2,76 juta jiwa perempuan.

Menurut perkiraan, jumlah diaspora warga Palestina mencapai sekitar 7,4 juta, termasuk 6,3 juta di negara-negara Arab.

Berikut daftar diaspora Palestina di sepuluh negara, menurut Arab Center fot Research and Policy Studies:

1. Yordania: 634.000,
2. Suriah: 418.000,
3. Uni Emirat Arab: 350.000,
4. Lebanon: 340.000,
5. Amerika Serikat: 310.000,
6. Arab Saudi: 280.000,
7. Cile: 205.000,
8. Mesir: 100.000,
9. Inggris: 60.000, dan
10. Qatar: 56.000. (rus)