Site icon KABARIKA

Upacara Kenegaraan Pemakaman Mantan Presiden AS Jimmy Carter, dan Pesan Mantan Presiden SBY

KABARIKA.ID, WASHINGTON, DC — Upacara kenegaraan untuk kebaktian penghormatan terakhir bagi mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Jimmy Carter, berlangsung di Katedral Nasional Washington, DC, Kamis pagi (9/01/2025) waktu setempat atau Jumat (10/01/2025) waktu Indonesia.

Jenazah Jimmy Carter sebelumnya disemayamkan di gedung Kongres AS sejak Selasa (7/01/2025).

Masyarakat AS berkumpul di sekitar kompleks katedral yang telah dijaga polisi dan Dinas Rahasia AS di tengah suhu minus 6 derajat Celsius, sejak pukul 08 pagi.

Banyak masyarakat setempat mengabadikan momen ketika rombongan mobil jenazah melintas, memasuki jalan di depan katedral, sementara lainnya menyaksikan dengan khidmat prosesi itu.

Sebagian lainnya membawa poster-poster berisi pesan unjuk rasa, dari dukungan bagi Palestina hingga pesan anti-Trump.

Peti jenazah mantan Presiden AS Jimmy Carter saat tiba di Katedral Nasional di Washington, untuk prosesi sebelum acara pemakaman, Kamis (9/01/2025). (Foto: VOA)

Sementara itu, salah seorang pejalan kaki yang berpapasan dengan jurnalis VOA justru kebingungan dan bertanya, “Ada apa sih di sini?”

Ketika jurnalis tersebut menjelaskan acara di dalam katedral, ia terkejut dan berucap, “Ya Tuhan, saya tidak tahu. Jangan sampai kedinginan, ya,” ujar pria tersebut.

Pada Selasa (7/01/2025) barisan pelayat juga hadir di sepanjang Jalan Pennsylvania, Washington DC, ketika jenazah mendiang Carter baru tiba di ibu kota untuk disemayamkan di US Capitol.

Baca juga: Mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter Meninggal Dunia pada Usia 100 Tahun

Beberapa di antara mereka tampak berpelukan, lainnya membawa poster bertuliskan, “Seluruh dunia mencintaimu, Presiden Carter.”

Salah satu di antara barisan pelayat yang hadir pada hari itu adalah Fauzan Malufti, diaspora Indonesia yang sedang menjalani studi di Washington, DC.

Fauzan mengaku hadir di sana karena ingin melihat secara langsung prosesi pemakaman seorang mantan presiden di Amerika.

“Ini pertama kali untuk melihat langsung prosesi pemakaman mantan presiden (Amerika Serikat), karena sebelumnya di Indonesia juga belum pernah saya melihat langsung prosesi pemakaman mantan presiden, jadi cukup berkesan,” ujar Fauzan.

“Keamanannya ketat, tapi di saat yang bersamaan juga cukup rapi, masyarakat juga tetap diberikan ruang untuk melihat langsung dan mengikuti prosesinya,” tambah Fauzan.

Saat ditanya kesannya tentang sosok Jimmy Carter, Fauzan mengatakan bahwa ia pertama kali mengenal Presiden ke-39 AS itu, ketika menjalani studi Hubungan Internasional untuk gelar sarjananya dulu.

“Kalau dari saya sih, sosok Jimmy Carter paling utamanya yang mengingatkan itu bagaimana dia berhasil mendorong adanya perjanjian antara Israel dan Mesir di Camp David Accord, kalau nggak salah, tahun 1978. Kemudian yang berkesan juga menurut saya bagaimana dia dan juga istrinya tetap bisa memberikan kontribusi positif, baik itu ke Amerika Serikat maupun ke masyarakat global setelah dia tidak lagi menjadi presiden,” uajar Fauzan.

Kesan yang didapat Fauzan nyatanya selaras dengan penilaian Komite Nobel yang mengganjar Jimmy Carter dengan Hadiah Nobel Perdamaian pada 2002, berkat kontribusinya dalam memperjuangkan hak asasi manusia, menjadi penengah dalam berbagai perundingan damai, serta kerja-kerjanya untuk kesejahteraan masyarakat.

“Saya lihat luar biasa ketangguhan mantan Presiden Carter itu, dedikasi yang tidak pernah putus,” ungkap mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai sosok Jimmy Carter, ketika dimintai pandangannya tentang mending Jimmy Carter.

Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengagumi ketangguhan dan dedikasi mendiang Jimmy Carter untuk memperjuangkan HAM, nilai-nilai demokrasi hingga perdamaian, meski tak lagi menjabat presiden. (Foto: VOA)

Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab disapa dengan SBY, bertemu dengan Carter dan mantan Ibu Negara Rosalynn Carter pada 2004, ketika lembaga nirlaba yang dipimpin mantan presiden AS itu, Carter Center, melakukan pemantauan Pemilu yang dilakukan secara langsung untuk pertama kalinya di Indonesia.

Saat itu, SBY membawa Jimmy Carter dan Rosalynn Carter ke markas kampanye pemenangannya di Jakarta.

“Tentu saya mengucapkan terima kasih, karena Carter Center ikut peduli bakal berlangsungnya pemilihan presiden yang pertama kali dipilih oleh rakyat untuk bisa berjalan secara free and fair,” ujar SBY.

Sepanjang hidupnya, Carter telah mengunjungi lebih dari 80 negara dengan demokrasi yang terkendala untuk memantau pelaksanaan Pemilu di negara-negara tersebut.

SBY yang memerintah Indonesia pada periode 2004-2014, mengaku terinspirasi oleh kegigihan mendiang Carter sebagai seorang mantan presiden.

“Carter salah satu sosok yang memberikan inspirasi, saya kira, sebagai model, ternyata banyak hal yang bisa dilakukan oleh former leader, kalau itu diniatkan, dan Carter salah satu yang betul-betul tercatat abadi oleh sejarah dunia, bahwa ternyata kontribusi Carter kepada dunia barangkali lebih besar dibandingkan waktu Carter memimpin Amerika selama empat tahun sebelumnya,” tandas SBY.

Mantan Presiden Barack Obama berjabat tangan dengan mantan Wakil Presiden AS, Mike Pence sebelum pemakaman kenegaraan untuk mantan Presiden AS Jimmy Carter, Kamis (9/01/2025) di Katedral Nasional Washington di Washington, DC. (Foto: AP/VOA)

Upacara kebaktian penghormatan bagi Carter di Katedral Nasional Washington dihadiri oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Ibu Negara Jill Biden, mantan sekaligus Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump dan Melania Trump, serta para mantan presiden Amerika Serikat yang masih hidup, yaitu Bill Clinton, George W. Bush, dan Barack Obama.

Hadir pula Wakil Presiden Kamala Harris dan sang suami, Doug Emhoff, Wakil Presiden terpilih J.D. Vance dan istrinya, Usha Vance, serta mantan Wakil Presiden Mike Pence dan Al Gore.

Barisan lengkap para pemimpin AS yang masih hidup itu merupakan pemandangan langka yang hanya terjadi pada momen-momen tertentu, seperti pemakaman pemimpin bangsa. (*/mr)

Exit mobile version