KABARIKA.ID, DOHA — Harapan dunia internasional terhadap penghentian tindakan brutal dan aksi genosida Israel di Gaza melalui gencatan senjata, akhirnya terwujud.
Perdana Menteri (PM) Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza telah resmi tercapai.
Hal tersebut diumumkan Al Thani dalam konferensi pers di Doha, Rabu (15/1) waktu setempat atau Kamis (16/01/2025) waktu Indonesia.
Menurut Al Thani, kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan mengakhiri agresi dan genosida Israel yang meluluhlantakkan Gaza tersebut, terdiri dari tiga tahap yang mulai berlaku pada Minggu (19/1).
Selama ini, Israel tak kunjung menghentikan agresinya di Jalur Gaza meski Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel segera mengakhiri serangannya ke Rafah di Gaza selatan yang dinilai melanggar Konvensi Genosida.
Hamas Puji Indonesia
Khalil Al Hayya, anggota biro politik Hamas, mengatakan pada Kamis (16/01/2025) bahwa sejumlah negara, termasuk Indonesia, telah banyak membantu Palestina, dalam upaya mendukung tercapainya gencatan senjata dengan Israel.
Pernyataannya itu disampaikan setelah Hamas dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata di Qatar.
Kesepakatan itu mulai berlaku pada, Minggu (19/01/2025).
Dalam sebuah konferensi pers, dia menyebut sikap terhormat dari semua negara yang membantu Palestina di berbagai bidang, khusus saudara-saudara mereka di Turki, Afrika Selatan, Aljazair, Rusia, China, Indonesia dan Malaysia.
Dia juga memuji Qatar dan Mesir yang berperan penting dalam negosiasi gencatan senjata sejak hari pertama untuk menghentikan agresi dan perang genosida Israel terhadap rakyat Palestina.
“Pada momen bersejarah ini, kami menyampaikan rasa bangga dan hormat kepada rakyat kami di Gaza,” ujar Al Hayya.
Ia juga menegaskan bahwa rakyat Palestina tidak akan melupakan siapa pun yang terlibat dalam perang genosida.
“Apa yang dilakukan Israel dan para pendukungnya, dari perang genosida brutal hingga yang mirip kejahatan Nazi, akan tetap tersimpan dalam ingatan rakyat kami dan dunia, sebagai genosida paling keji di era modern,” tandas Al Hayya.
Dia mengatakan bahwa rakyat Palestina menghadapi pendudukan Israel dengan kekuatan dan kecintaan terhadap tanah air mereka, sehingga Israel gagal mencapai tujuan-tujuan-tujuannya, baik yang terang-terangan maupun yang diam-diam.
Jumlah Korban Perang Israel
Menurut otoritas Palestina, agresi Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan 46.707 warga Palestina dan menyebabkan 110.265 lainnya cedera.
Selain itu, lebih dari 10.000 orang lainnya masih belum ditemukan dan diduga terkubur di bawah reruntuhan rumah mereka yang hancur akibat pengeboman Israel di Gaza.
Pihak Palestina dan organisasi internasional menyebut, mayoritas dari korban tewas akibat agresi Israel itu adalah wanita dan anak-anak.
Agresi Israel juga menyebabkan hampir dua juta warga Gaza terpaksa mengungsi ke kota Rafah di Gaza selatan yang dekat dengan perbatasan Gaza-Mesir dan jadi semakin padat.
Hal itu menyebabkan pergerakan pengungsi terbesar sejak peristiwa Nakba di awal pendirian negara Israel pada 1948. (*/mr)