KABARIKA.ID, RIYADH — Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman berbicara melalui telepon pada hari Selasa atau Rabu (25/06/2025) waktu Indonesia, dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, di mana ia menyambut baik gencatan senjata antara Iran dan Israel yang diumumkan sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Putra Mahkota Mohammed bin Salman menyatakan harapannya, bahwa gencatan senjata akan memulihkan keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut dan mencegah konfrontasi lebih lanjut

Selama percakapan telepon dengan Presiden Iran, Pezeshkian, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menyatakan harapan Kerajaan bahwa gencatan senjata akan membantu memulihkan keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut, dan mencegah risiko konfrontasi lebih lanjut.

Ia menggarisbawahi posisi konsisten Arab Saudi dalam mendukung dialog diplomatik sebagai jalan yang lebih baik untuk menyelesaikan perselisihan.

Penghentian sementara konflik antara Israel dan Iran yang bermula pada 13 Juni, diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump beberapa jam setelah Korps Garda Revolusi Islam Iran melancarkan serangan rudal, pada hari Senin (23/06/2025) yang menargetkan Pangkalan Udara Al-Udeid di Qatar, instalasi militer AS terbesar di Timur Tengah.

Setelah serangan itu, Putra Mahkota berbicara dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, menegaskan kembali solidaritas Arab Saudi dengan negara itu, dan mengutuk keras apa yang ia gambarkan sebagai agresi yang tidak dapat dibenarkan dan terang-terangan Iran terhadap negara Teluk itu.

Selain itu, Putra Mahkota juga menerima panggilan telepon dari Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al-Sudani pada hari yana sama.

Kedua pemimpin menyambut baik berlakunya perjanjian gencatan senjata dan menekankan perlunya mengerahkan upaya yang diperlukan untuk menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan.

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif dan Putra Mahkota juga melakukan panggilan telepon serupa dengan topik pembicaraan yang sama.

Sharif juga berharap gencatan senjata antara Israel dan Iran yang diprakarsai Presiden AS, dapat menghentikan permusuhan sengit antara kedua negara.

Selama perang 12 hari antara Israel dan Iran, telah jatuh korban jiwa antara kedua negara, selain kerusakan berbagai fasilitas dan infrastruktur. (rus)