KABARIKA.ID, JAKARTA — Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sekitar 500.000 orang meninggal dunia akibat masalah kardiovaskular.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya mengupayakan agar sejumlah tindakan intervensi penyakit jantung, seperti trombektomi untuk penanganan stroke, dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan, guna memastikan kelancaran akses publik ke layanan kardiovaskular.

Menkes Budi menambahkan, hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan publik, mengingat penyakit kardiovaskular menelan ratusan ribu nyawa orang Indonesia per tahunnya.

Terkait layanan kardiovaskular, dia menyebutkan bahwa saat ini yang ditanggung BPJS Kesehatan adalah operasi pelebaran pembuluh darah dengan stent atau Percutaneous Coronary Intervention (PCI), serta skrining.

“Nah, sekarang saya sedang bicara sama teman-teman di kolegium neuro (Kolegium Neurologi Indonesia) dan juga BPJS, gimana caranya supaya bisa masuk,” kata Budi dalam acara pelepasan keberangkatan para peserta fellowship ke China dan Jepang, di Jakarta, Senin (6/01/2024).

Selain upaya memasukkan trombektomi sebagai tindakan yang ditanggung BPJS, Budi juga menyoroti inovasi guna mendapatkan Bahan Medis Habis Pakai yang terjangkau.

Menkes Budi menjelaskan, pembiayaan merupakan salah satu aspek yang menjadi fokus dalam menangani masalah kardiovaskular, selain alat-alatnya serta sumber daya manusia (SDM).

Menkes menilai pentingnya penempatan alat medis serta SDM di tingkat kabupaten dan kota, guna memastikan intervensi medis yang cepat dan dekat dengan masyarakat.

Menurut Menkes Budi, kecepatan dibutuhkan mengingat adanya periode terbaik dalam intervensi penyakit jantung yang disebut sebagai golden period.

“Penyakit ini harus ditangani, idealnya di bawah dua jam untuk jantung atau di bawah satu jam untuk stroke. Maksimal jantung itu enam jam, maksimal stroke itu 4,5 jam. Kan gak mungkin ditaruh di provinsi. Jadi harus ditaruh di kabupaten kota,” tandas Menkes Budi.

Terkait alat-alat medis, Menkes Budi menyebut bahwa peralatan medis disuplai ke RS-RS di 514 kabupaten kota hingga 2027.

Selain upaya-upaya tersebut, Menkes Budi juga menyebutkan pihaknya senantiasa menggalakkan upaya promotif dan preventif kesehatan. (*/mr)