KABARIKA.ID, MAKASSAR — Pelawak Nurul Qomar atau Abah Qomar yang tergabung dalam grup lawak “Empat Sekawan”, meninggal dunia pada, Rabu (8/1/2025) setelah tiga tahun lebih berjuang sembuh dari kanker usus yang dideritanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Qomar diketahui pertama kali mengumumkan dirinya mengidap kanker usus stadium 4C pada 2021. Saat itu kanker sudah menyerang usus besar dan merambah ke lever.
Meskipun kondisinya sempat membaik, namun Abah Qomar yang lahir di Jakarta pada 11 Maret 1960, mengembuskan napas terakhirnya ada 8 Januari 2025 di usia 64 tahun.
Apa itu Kanker Usus?
Kanker usus digunakan untuk menggambarkan kanker di bagian mana pun dari usus besar (kolon atau rektum). Kanker ini terkadang disebut sebagai kanker kolorektal dan mungkin juga disebut kanker kolon atau kanker rektum, tergantung di mana kanker ini bermula di usus.
Kanker usus berkembang dari lapisan dalam usus dan biasanya berkembang dari pertumbuhan kecil pada dinding usus yang disebut polip.
Kanker kolorektal adalah istilah yang lebih luas yang mencakup kanker usus besar dan rektum dan disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di usus besar.
Kanker usus besar atau kolorektal adalah tumbuhnya sel abnormal yang tidak terkendali. Deteksi dan penanganan dini dapat meningkatkan kemungkinan penyembuhan.
Kanker usus adalah kanker paling umum kedua pada pria dan wanita di Australia dan lebih umum terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun.
Saluran pencernaan terdiri dari berbagai bagian usus. Di bagian akhir, terdapat usus besar (kolon) yang berfungsi menyerap air dan membentuk tinja untuk kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh.
Ketika terjadi gangguan pada bagian akhir usus ini, penderitanya akan mengalami berbagai masalah serta perubahan pola buang air besar (BAB).
Namun, dengan skrining serta penanganan yang tepat, kanker usus besar bisa saja ditangani dan angka kematiannya bisa ditekan.
Awalnya kanker usus atau kanker kolon sering kali bermula sebagai polip usus, yang merupakan tumor jinak.
Namun, tidak semua polip usus akan berkembang menjadi tumor ganas atau kanker usus.
Oleh karena itu, skrining dan penanganan awal merupakan kunci kesuksesan pengobatan kanker usus besar atau kanker kolorektal.
Gejala Stadium Awal
Pada stadium awal, kanker usus jarang menimbulkan gejala yang khas. Namun, beberapa penderitanya bisa saja mengeluhkan berbagai gejala, seperti:
– Perubahan kebiasaan BAB, seperti diare atau sembelit,
– Perut kembung atau perut terasa bergas,
– Sakit perut atau kram perut,
– Perubahan bentuk tinja,
– Perubahan warna tinja, atau
– BAB berdarah tanpa disertai dengan rasa nyeri.
Gejala Stadium Lanjut
Kanker usus pada stadium lanjut biasa menyebabkan penderitanya mengalami gejala, berupa:
– Merasa BAB tidak tuntas, terasa ingin BAB lagi meski baru saja selesai,
– Perubahan pola BAB, termasuk bentuk tinja yang telah terjadi selama lebih dari satu bulan,
– Penurunan berat badan tanpa direncanakan,
– Kelelahan meski tidak melakukan aktivitas fisik yang berintensitas berat,
– Sakit kuning (jaundice),
– Pandangan kabur,
– Bengkak pada lengan dan tungkai,
– Sakit kepala kronis, dan
– Sesak napas tanpa adanya riwayat gangguan maupun infeksi pada saluran pernapasan sebelumnya.
Ketika Anda mengalami perubahan pola BAB maupun mengalami salah satu keluhan yang menyerupai gejala kanker usus, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah digestif .
Penyebab Kanker Usus
Penyebab kanker usus adalah mutasi genetik pada sel dalam lapisan usus besar. Namun, apa yang menyebabkan mutasi sel tersebut belum diketahui dengan pasti.
Meski demikian, terjadinya mutasi genetik ini seringkali dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak sehat serta adanya faktor genetik.
Faktor Risiko Kanker Usus
Hingga saat ini, pola hidup yang tidak sehat merupakan faktor yang diduga memegang peran dalam terjadinya mutasi genetik, pemicu terjadinya kanker usus besar.
Beberapa pola hidup tidak sehat yang ditengarai sebagai faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus, adalah sebagai berikut:
– Jarang mengonsumsi makanan berserat,
– Banyak atau sering mengonsumsi daging merah yang berlemak, maupun daging olahan,
– Jarang berolahraga,
– Kebiasaan merokok, dan
– Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebih.
Selain pola hidup yang tidak sehat, ada beberapa kondisi yang juga bisa memicu terjadinya kanker usus, yakni:
– Memiliki riwayat keluarga, khususnya orang tua dan saudara kandung, yang juga menderita kanker usus,
– Berusia lebih dari 50 tahun,
– Pernah atau sedang menderita polip usus,
– Menderita penyakit radang usus,
– Memiliki berat badan berlebih, bahkan obesitas,
– Menderita penyakit diabetes,
– Pernah menjalani radioterapi di bagian perut, dan
– Menderita kelainan genetik, seperti familial adenomatous polyposis (FAP) atau sindrom Lynch.
Diagnosis Kanker Usus
Guna memberikan penanganan yang sesuai, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis kanker usus.
Diawali dengan tanya jawab medis untuk mengumpulkan informasi seputar keluhan, riwayat kesehatan pasien maupun keluarganya.
Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik di daerah perut dan anus.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter akan memastikan diagnosis dengan melakukan pemeriksaan penunjang, berupa:
Tes darah, untuk mengetahui adanya tumor marker CEA, hitung darah lengkap, dan fungsi hati.
Pemindaian, baik menggunakan rontgen dengan kontras (barium enema) maupun CT-Scan, USG, MRI, PET-Scan, atau angiografi untuk melihat kondisi dalam perut, sekaligus mengetahui adanya penyebaran sel kanker.
Endoskopi, khususnya kolonoskopi, dengan memasukkan alat khusus untuk melihat langsung adanya perubahan pada usus.
Biopsi, dengan mengambil sampel jaringan usus untuk kemudian diperiksa di bawah mikroskop, guna menentukan apakah perubahan jaringan yang terjadi merupakan kanker usus, sekaligus menilai keparahannya.
Stadium Kanker Usus
Selain untuk menegakkan diagnosis, pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter juga bertujuan untuk menentukan keparahan (stadium) kanker usus yang terjadi.
Penentuan stadium kanker usus penting dalam menentukan langkah pengobatan yang sesuai.
Berdasarkan keparahannya, kanker usus besar terbagi menjadi 5 stadium, yaitu:
Stadium 0 (carcinoma in situ), merupakan kondisi dimana pertumbuhan sel kanker hanya terbatas pada satu area usus besar saja.
Stadium 1, ditandai dengan pertumbuhan sel kanker pada lapisan usus besar yang lebih dalam, tetapi belum ditemukan penyebaran pada jaringan maupun organ tubuh lainnya.
Stadium 2, menggambarkan pertumbuhan sel kanker yang makin parah hingga menembus dinding usus besar, tetapi tidak disertai dengan penyebaran ke kelenjar getah bening terdekat.
Stadium 3, merupakan kondisi ketika sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di dekat usus besar yang merupakan lokasi awal tumbuhnya sel kanker.
Stadium 4, yang juga merupakan stadium akhir dari kanker usus besar, merujuk pada kondisi ketika sel kanker telah menyebar ke organ tubuh yang lebih jauh, seperti paru-paru, hati, maupun indung telur.
Penanganan Kanker Usus
Metode penanganan kanker usus akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing penderitanya, berdasarkan stadium kanker usus besar dan kondisi kesehatan secara umum.
Beberapa metode pengobatan untuk mengatasi kanker usus besar adalah, Operasi, Kemoterapi, Radioterapi, Terapi target, dan Terapi imun. (rus)