KABARIKA.ID, MAKASSAR — Pesilat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Adriansah Rasyid berhasil merebut medali emas kategori tanding Kelas D Putra Dewasa, pada kejuaraan pencaksilat “Bali Internasional Championship 2”, di GOR Praja Raksaka Kodam IX/Udayana, Kepaon, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, 5-7 Juli 2022 lalu.
Dua rekan Adriansah, yakni Ananda Tri Nugraha Idris (mahasiswa Fakuktas Ekonomi dan Bisnis), dan Nurul Qalbi S (mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan) juga berhasil medali.
Ananda Tri Nugraha Idris meraih medali perak kategori tanding Kelas F Putra Dewasa, sedangkan Nurul Qalbi S, merebut medali perak kategori Seni Tunggal Putri Dewasa Tangan Kosong.
Adriansyah Rasyid melalui Humas Unhas, menuturkan keikutsertaannya dalam kejuaraan tersebut sebagai ajang untuk menyalurkan minat dan bakat yang telah dimulainya sejak masih menduduki bangku sekolah.
“Kebetulan bakat kami ini sama-sama kami geluti sejak SMP, dan saya pertahankan hingga saat ini mengikuti dunia persilatan dalam kampus. Ajang kompetisi adalah ruang bagi kami untuk mengharumkan nama universitas, keluarga, dan diri sendiri,” kata mahasiswa Fakultas Hukum ini.
Kejuaraan internasional di Bali itu, katanya, diikuti oleh sekitar 1.500 peserta dari berbagai macam aliran perguruan, daerah, maupun universitas.
Berbagai persiapan telah dilakukan selama beberapa bulan dengan melakukan latihan rutin bersama anggota tim lainnya.
Hal yang sama juga disampaikan Ananda Tri Nugraha. Ia menjelaskan bahwa persiapan yang dilakukan atlet sebelum mengikuti kompetisi tidak terlepas dari bimbingan dan pembinaan oleh UKM pencak silat dengan mengadakan TC (Training Center) atau pemusatan latihan.
“Dengan memiliki timbangan berat badan yang over untuk dipertandingkan pada kelas saya 70/75kg, maka saya berinisiatif menambah porsi latihan saya sendiri dengan cara melakukan olahraga rutin setiap hari, agar dapat menurunkan berat badan,” jelas Ananda.
Nurul Qalbi juga menyatakan demikian. Sebagai seorang atlet perempuan, ia tentu memiliki tantangan tersendiri dalam dunia pencaksilat yang digelutinya. Namun menurutnya tantangan tersebut tidak membuatnya merasa berat saat mengikuti latihan dan menyesuaikan fisik dengan teman atlet laki-laki.
“Tidak begitu berbeda pola yang diberikan, tetapi itu justru membuat saya lebih semangat dalam menjalani tiap latihan. Saya sendiri sudah tertarik sejak masih SMP terhadap dunia silat dan setiap kesempatan lomba saya tidak ingin lepas dari bidang olahraga pencak silat,” tutur Nurul.
Dengan berhasil meraih medali dalam kejuaraan internasional, tim UKM Pencak Silat Unhas menyampaikan bahwa pengalaman yang berharga dalam setiap kompetisi diharapkan dapat lebih memotivasi untuk persiapan kejuaraan selanjutnya, dan dapat memotivasi atlet pencaksilat lainnya, khusunya di Kampus Unhas. (*)