KABARIKA.ID, MAKASSAR — Sebagai salah satu perguruan tinggi ternama di kawasan Timur Indonesia, Universitas Hasanuddin (Unhas) terus berbenah. Terutama dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Hal tersebut mengemuka saat Wakil Rektor IV Unhas, Prof. Dr. Adi Maulana menerima Ketua Yayasan Peduli Negeri, Saharuddin Ridwan dan dosen Fakultas Teknik Unhas, Dr Irwan Ridwan di ruang kerjanya pekan lalu.
Prof Adi yang baru saja dipercaya sebagai wakil rektor menyambut baik rencana kerjasama dengan Yayasan Peduli Negeri (YPN). Ia meminta YPN, membuat perencanaan pengelolaan sampah terintegrasi di dalam kampus. Mulai pengolahan sampah organik dan sampah anorganik.
Ketua YPN, Saharuddin Ridwan menjelaskan secara konseptual pengelolaan sampah terintegrasi dalam kampus merupakan proses untuk mempersiapkan dan melaksanakan beberapa tindakan yang melibatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia.
“Kita melihat potensi sumber daya sampah dalam kampus dan beberapa sarana dalam kampus seperti rusun, kantin, rumah sakit dan bahkan sampah pondokan juga sangat potensial untuk kita olah sampahnya,” ujar Sahar yang juga pengurus IKA Unhas ini.
Sebagai Ketua Divisi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 IKA Unhas, Sahar berharap Unhas menjadi kampus percontohan tata kelola sampah dari hulu ke hilir serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
“Dalam suatu lingkungan termasuk dalam kampus kita perlu perhatikan faktor-faktor sosial, ekonomi, budaya, kelembagaan baik warga kampus maupun warga di sekitar kampus termasuk pondokan,” ungkap mantan wartawan TV nasional ini.
Sementara itu, dosen Teknik Lingkungan Unhas, Dr Irwan Ridwan mengatakan bahwa pengelolaan lingkungan merupakan bagian yang sangat kompleks karena melibatkan banyak sumber daya sehingga dalam pengelolaannya dibutuhkan sistem secara terpadu dan komprehensif.
“Dengan pengelolan terpadu memungkinkan perencanaan dan pengembangan bersifat intersektoral, meminimalkan dampak negatif dan biaya sosial yang tinggi pada jangka panjang,” ujar mantan Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik angkatan 1992 ini.
Irwan melanjutkan, nanti dalam kampus Unhas, ada program pengelolaan sampah organik dengan teknologi lalat bsf (black soldier fly) atau maggot dengan produk yang dihasillkan antara lain pupuk kompos, pelet dan minyak. Sedangkan untuk sampah anorganik bisa dikelola dengan sistem bank sampah. (rls)